Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nasib Koalisi Perubahan Diterpa Bujuk Rayu Prabowo-Gibran

Prabowo-Gibran berupaya melakukan konsolidasi kekuasaan dengan mengajak partai-partai lain bergabung dalam koalisi.
Dany Saputra, Sholahuddin Al Ayyubi
Sabtu, 23 Maret 2024 | 11:11
Ketua Umum Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) Prabowo Subianto (kedua kiri) dan Ketua Umum Partai Nasional Demokrat (Nasdem) Surya Paloh (kedua kanan) berjalan menuju ruang konferensi pers seusai menggelar pertemuan di Padepokan Garuda Yaksa, Hambalang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Minggu (5/3/2023). Pertemuan politik kebangsaan antara kedua pemimpin partai tersebut menyepakati akan saling menghormati keputusan politik termasuk sosok bakal calon Presiden dan bakal calon Wakil Presiden yang akan diusun
Ketua Umum Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) Prabowo Subianto (kedua kiri) dan Ketua Umum Partai Nasional Demokrat (Nasdem) Surya Paloh (kedua kanan) berjalan menuju ruang konferensi pers seusai menggelar pertemuan di Padepokan Garuda Yaksa, Hambalang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Minggu (5/3/2023). Pertemuan politik kebangsaan antara kedua pemimpin partai tersebut menyepakati akan saling menghormati keputusan politik termasuk sosok bakal calon Presiden dan bakal calon Wakil Presiden yang akan diusun

Bisnis.com, JAKARTA -- Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh menerima kunjungan calon presiden terpilih, Prabowo Subianto, Jumat kemarin. Pertemuan berlangsung cukup akrab. Ketua tokoh saling melempar pujian kendati pada Pilpres 2024 lalu mereka saling berhadap-hadapan.

"Tapi setelah bertanding, ya kita sahabat lagi," ucap Prabowo pada momen tersebut.

Surya Paloh adalah pentolan Koalisi Perubahan dan Persatuan (KPP). Koalisi yang terdiri dari tiga partai yakni Nasdem, PKS, dan PKB ini mengusung pasangan Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar alias Cak Imin pada Pilpres 2024 lalu. Selama proses politik berlangsung, Koalisi Perubahan sering terlibat adu urat syaraf dengan Koalisi Indonesia Maju, yang mengusung Prabowo. 

Apalagi setelah Partai Demokrat, secara terang-terangan menyeberang ke koalisi pendukung Prabowo sebagai imbas dari penunjukkan Muhaimin Iskandar alias Cak Imin sebagai cawapres Anies Baswedan, gesekan antara koalisi perubahan dan KIM seringkali menggunakan diksi-diksi yang cukup keras dan kasar. 

Peta politik seketika berubah ketika KPU mengumumkan pemenang Pilpres 2024. Prabowo yang berpasangan dengan Gibran Rakabuming Raka telah ditetapkan sebagai capres dan cawapres pemenang versi KPU. Surya Paloh langsung menggelar konferensi pers.

Namun alih-alih menolak hasil Pilpres karena capres dan cawapres usungannya kalah, Surya Paloh justru  menyatakan menerima hasil Pilpres 2024. Ia juga memberikan selamat kepada Prabowo-Gibran yang telah ditetapkan sebagai pemenang oleh KPU.

"Nasdem mengucapkan selamat kepada Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka sebagai pemenang Pilpres 2024," katanya.

Sikap Surya Paloh dan Nasdem itu berbeda dengan Anies dan Muhaimin. Paslon capres dan cawapres nomor urut 1 itu menolak hasil Pilpres 2024. Mereka juga telah secara resmi mengajukan gugatan sengketa Pilpres ke Mahkamah Konstitusi pada tanggal 21 Maret lalu.

Di tengah polemik hasil Pilpres tersebut, Surya Paloh dan Prabowo justru bertemu di Nasdem Tower kemarin. Prabowo secara terbuka mengajak Surya Paloh untuk bergabung dengan koalisinya. "Saya selalu menawarkan, saya selalu mengajak dia," turut Prabowo.

Adapun Surya Paloh sampai kemarin masih pikir-pikir untuk menerima tawaran Prabowo. Kendati demikian, kabar Nasdem merapat ke kubu Prabowo sudah berembus kencang. Surya Paloh hanya menekankan bahwa kemungkinan Nasdem bergabung ke koalisi Prabowo sudah mencapai 50%. "Itu fifty-fifty possibility-nya," kata Surya Paloh.

Konsolidasi Kekuasaan 

Koalisi Prabowo memang cukup intens untuk membuka komunikasi dengan kubu lainnya. Selain Nasdem, kubu Prabowo dikabarkan telah melakukan komunikasi politik dengan PPP. PPP bahkan telah mengakui kemenangan dan mengucapkan selamat kepada Prabowo-Gibran.

Namun demikian, belum ada perkembangan lebih lanjut mengenai hasil komunikasi tersebut. Pasalnya, PPP telah dilanda kegamangan karena suaranya tidak tembus 4%.

Adapun partai lain yang telah mengakui kemenangan Prabowo-Gibran adalah PKS. Sekretaris Jenderal (Sekjen) PKS Habib Aboe Bakar Al-Habsyi mengatakan bahwa partainya merasa cukup dengan peningkatan suara dari Pemilu 2019. 

Aboe mencatat bahwa suara PKS di DPR meningkat dari sebelumnya sekitar 8 juta di Pemilu 2019, menjadi sekitar 12 juta di Pemilu 2024. Kendati bersyukur, dia tetap menggarisbawahi berbagai keanehan dalam pelaksanaan Pemilu 2024 seperti penggunaan Sirekap maupun sejumlah isu penggelembungan suara. 

"Kalau untuk menerima [hasil Pemilu], menerima. Adapun masalah hukum itu lain ceritanya," ujarnya kepada wartawan, dikutip Kamis (21/3/2024).

Di sisi lain, kubu Prabowo membutuhkan tambahan dukungan partai politik untuk memperkuat posisi mereka di parlemen. Apabila melihat komposisi kursi per fraksi di DPR saat ini, persentase anggota parlemen dari PDIP dan tiga partai Koalisi Perubahan sudah mencapai lebih dari 50%. 

Total gabungan kursi yang dimiliki keempat partai mencapai 295 kursi anggota DPR. Itu setara dengan 51,3% dari total 575 kursi anggota DPR. 

PDIP memiliki 128 kursi anggota DPR, Nasdem 59, PKB 58 dan PKS 50. Apabila Partai Persatuan Pembangunan (PPP) yang merupakan partai koalisi 03 ikut bergabung, maka keempat partai sebelumnya mendapatkan tambahan amunisi sebanyak 19 anggota DPR atau 3,3%.

Itu lebih besar dari jumlah anggota DPR koalisi pendukung 02 yang meliputi Partai Golkar, Partai Gerindra, Partai Demokrat, dan Partai Amanat Nasional (PAN). Total gabungan jumlah anggota fraksi mereka di Senayan mencapai 261 kursi atau 45,3%. 

Sementara itu, hasil Pemilu 2024 menunjukkan bahwa, dengan dukungan Partai Demokrat, Gerindra, Golkar, PAN, PSI, Partai Gelora dan Partai Garuda, koalisi ini hanya memperoleh suara sebanyak 47,41%. Sementara sisanya adalah suara partai di luar KIM yang mencapai 52,59%.

Itulah sebabnya, kendati telah memenangkan Pilpres, Prabowo masih membutuhkan dukungan dari partai lain untuk memperkuat pemerintahannya. Hal itu ditambah dengan kondisi bahwa Gerindra bukanlah partai pemenang Pemilu 2024.  “Ya semua dirangkul, semua punya visi misi memajukan bangsa. Itu kalau mau dirangkul,” kata Gibran Rakabuming Raka, Rabu (21/3/2024). 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper