Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pilpres AS vs Rusia: Rematch Biden-Trump, Putin Presiden Seumur Hidup?

Pemilu AS dan Rusia sangat menentukan untuk masa depan tatanan global.
Suvenir boneka matryoshka yang menggambarkan Vladimir Putin, Presiden Rusia di Moskwa, Rusia, Selasa (22/2/2022). Pasukan Rusia menyerang Ukraina setelah Presiden Vladimir Putin memerintahkan operasi untuk demiliterisasi Ukraina, yang memicu kecaman internasional dan ancaman AS akan sanksi berat lebih lanjut terhadap Moskwa. /Bloomberg-Andrey Rudakov
Suvenir boneka matryoshka yang menggambarkan Vladimir Putin, Presiden Rusia di Moskwa, Rusia, Selasa (22/2/2022). Pasukan Rusia menyerang Ukraina setelah Presiden Vladimir Putin memerintahkan operasi untuk demiliterisasi Ukraina, yang memicu kecaman internasional dan ancaman AS akan sanksi berat lebih lanjut terhadap Moskwa. /Bloomberg-Andrey Rudakov

Bisnis.com, JAKARTA – Dua negara musuh bebuyutan yakni Rusia dan Amerika Serikat (AS) akan melangsungkan pemilihan presiden (pilpres) pada tahun ini. Kendati demikian, percaturan politik domestik kedua negara terbilang kontras.

Pilpres Rusia akan berlangsung pada hari ini, Jumat (15/3/2024) hingga Minggu (17/3/2024) besok. Sementara itu, masyarakat AS baru akan memilih pemimpinnya pada Selasa, 5 November mendatang.

Berbeda dengan Pilpres AS yang kembali menyajikan pertarungan petahana Joe Biden melawan mantan presiden Donald Trump, Pilpres Rusia diprediksi akan kembali dimenangkan oleh Vladimir Putin. Putin difavoritkan terpilih sebagai presiden untuk periode kelimanya.

Mantan agen Komitet Gosudarstvennoy Bezopasnosti (KGB) atau lembaga intelijen Uni Soviet itu telah duduk di bangku kekuasaan, baik sebagai presiden maupun perdana menteri, sejak 1999 silam. Posisi perdana menteri diembannya dua kali, yakni pada 1999 dan periode 2008-2012.

Sementara itu, Putin didapuk menjadi presiden selama dua periode awal, yakni 2000-2004 dan 2004-2008. Usai mengalami “jeda” sebagai perdana menteri selama empat tahun, Putin kembali terpilih sebagai presiden selama dua periode berturut-turut, yakni Pilpres 2012 dan Pilpres 2018.

Putin akan bertanding lagi pada Pemilu 2024 yang berlangsung hari ini. Apabila kembali terpilih, Putin akan menjadi pemimpin Rusia terlama usai Uni Soviet bubar.

Selama memimpin Rusia, Putin telah terlibat dalam berbagai macam kontroversi, mulai dari perang 5 hari dengan Georgia, aneksasi Krimea, konflik Suriah, hingga invasi ke Ukraina pada 2022. Peristiwa yang disebut terakhir kian meruncingkan perseteruannya dengan negara-negara Barat, tak terkecuali AS.

Terlepas dari kontroversi tersebut, jajak pendapat menunjukkan bahwa dia didukung oleh mayoritas warga Rusia. Melansit Reuters, sebuah survei pada bulan lalu menunjukkan bahwa dukungan terhadap Putin mencapai 75%.

Angka tersebut mutlak, mengingat terdapat tiga kandidat lain, yakni Leonid Slutsky, Vladislav Davankov, dan Nikolay Kharitonov. Dikutip dari CNN, berdasarkan pengakuan mereka sendiri, ketiga kandidat tersebut menyebut bahwa mustahil untuk bisa mengambil banyak suara dari Putin. Hegemoni Putin diprediksi akan terus berlangsung.

Rematch Biden vs Trump di Pilpres AS

Sementara itu di AS, dua wajah lama kembali bersua dalam palagan pilpres. Donald Trump, yang pernah terpilih pada 2016, akan melawan Joe Biden yang mengalahkannya pada 2020.

Biden telah memenuhi syarat sebagai calon presiden dari Partai Demokrat, sama halnya dengan Trump yang selangkah lagi menjadi kandidat tetap dari Partai Republik. Usia tidak menghalangi keduanya untuk kembali mencalonkan diri, mengingat Biden kini berusia 81 tahun, lebih tua empat tahun dari Trump.

Rematch ini merupakan yang pertama kalinya terjadi sejak Pilpres AS 1956 silam. Saat itu, kandidat Partai Republik Dwight Eisenhower berhasil mengalahkan Adlai Stevenson dari Demokrat, mengulang hasil empat tahun sebelumnnya.

Terlepas dari itu, baik Trump maupun Biden sama-sama memiliki kontroversi masing-masing. Selain kontroversi akibat kebijakan populis saat menjadi presiden pada 2016-2020, Trump juga dihadapkan dengan berbagai kasus pidana seperti suap, pencurian dokumen rahasia, hingga yang berkaitan dengan kerusuhan di Gedung Capitol AS pasca-kekalahannya awal 2021 lalu.

Di sisi lain, Biden yang sempat dianggap sebagai antitesis dari kebijakan Trump saat ini juga menuai beragam kritik. Dia mulai banyak dikritik komunitas internasional karena dianggap menyokong perang Ukraina melawan Rusia, serta memiliki andil atas memburuknya situasi di Jalur Gaza, Palestina.

Dalam lingkup domestik, menurut survei SSRS untuk CNN pada 2023 lalu, publik juga mulai tidak puas dengan kinerja Biden. Survei itu mengungkap bahwa pemerintahan Biden menghadapi tantangan lapangan kerja, kekhawatiran yang meluas mengenai usianya, hingga menurunnya kepercayaan publik terhadap Partai Demokrat. 

Sementara itu, survei yang dirilis oleh Gallup pada 9 Januari 2024 mengonfirmasi bahwa meningkatnya kekecewaan publik kepada Biden, telah memicu tren penurunan tingkat kesukaan atau favorable ratings kepada politikus Partai Demokrat itu.

Pada tahun 2021, misalnya, tingkat kesukaan publik dewasa di AS terhadap Biden mencapai 60 persen. Namun, data yang dirilis Gallup menunjukkan ada koreksi yang sangat tajam menjadi 41% pada 1 Desember 2023.

Kondisi serupa juga terjadi terhadap Trump, yang mengalami penurunan tingkat kesukaan dibandingkan dengan angka pada 2020 lalu. Namun, jika dibandingkan dengan tanggal 9 November 2023 angka Trump menjadi lebih baik dari 31% menjadi 42%, unggul dibandingkan Biden.

Kendati demikian, terpilihnya presiden AS tak semata-mata ditentukan oleh perolehan suara terbanyak. Sistem pemilihan umum AS mengatur bahwa kemenangan ditentukan dengan sebaran suara per negara bagian, bukan populasi suara.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper