Bisnis.com, JAKARTA - Malaysia bersedia membuka kembali penyelidikan terhadap salah satu misteri penerbangan terbesar di dunia, yaitu hilangnya Malaysia Airlines MH370 pada 2014.
Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim menyatakan bahwa pemerintahannya siap membuka kembali penyelidikan jika ditemukan bukti baru, pada Senin (4/3/2024).
Malaysia, bersama dengan Australia dan China, pada Januari 2017 mengakhiri pencarian pesawat itu di bawah air, dengan biaya senilai US$130 juta atau Rp2 triliun.
Selama 2 tahun pencarian bawah air dilakukan dalam upaya untuk menemukan Boeing 777 yang hilang, namun hasilnya sia-sia.
Pesawat Malaysia Airlines MH370 saat itu membawa 239 penumpang dalam perjalanan ke Beijing, China dari Ibu Kota Malaysia, Kuala Lumpur pada 8 Maret 2014.
“Kami mengambil posisi, jika ada kasus yang meyakinkan, bukti perlu dibuka kembali, kami tentu dengan senang hati membuka kembali,” kata Anwar dalam konferensi pers di Melbourne, pada Senin (4/3/2024).
Baca Juga
Anwar berbicara di sela-sela pertemuan puncak Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Asean-Australia yang dihadiri negara-negara Asia Tenggara (Asean).
“Apapun yang perlu dilakukan harus dilakukan," tambahnya di sela pertemuan KTT tersebut, dilansir Reuters, Senin (4/3/2024).
Seperti diketahui, Melbourne menjadi tuan rumah bagi para pemimpin dan pejabat dari 10 negara anggota Asean untuk pertemuan puncak KTT Asean-Australia yang berlangsung mulai hari ini, pada 4-6 Maret 2024.
Negara anggota Asean, Myanmar, tidak disertakan dalam pertemuan tersebut, karena konflik yang sedang berlangsung di negaranya.
Australia memanfaatkan peringatan 50 tahun kemitraan dengan Asean untuk meningkatkan hubungan dengan kawasan tersebut.