Bisnis.com, JAKARTA — Mesir sedang membangun tembok dengan panjang lebih dari 3 Km di perbatasan Rafah dalam sepekan terakhir. Pembangunan tembok itu dilakukan setelah Israel memperingatkan sedang mempersiapkan serangan darat ke Kota Rafah, di Selatan Gaza.
Rafah menjadi kota yang saat ini mengalami peningkatan besar dalam jumlah penduduk karena warga Gaza yang mengungsi dan kehilangan tempat tinggal. Kota ini sekarang menjadi sasaran serangan pasukan militer Israel dalam beberapa bulan terakhir.
Pihak berwenang Mesir mengatakan bahwa terkait dengan pembangunan tembok tersebut, tidak ada ketentuan yang dibuat untuk pengungsi Palestina dan tidak ada ketentuan terkait pusat logistik untuk bantuan ke Gaza Palestina.
Namun seorang pekerja bantuan untuk sebuah badan amal di Inggris, yang merupakan bagian dari upaya kemanusiaan di Gaza, mengatakan bahwa dia belum pernah melihat pembukaan lahan dalam skala besar yang diduga untuk pusat logistik ke Gaza tersebut, dan belum mengetahui adanya rencana semacam itu.
Dilansir BBC, berdasarkan yang terlihat dalam citra satelit baru-baru ini, lebih dari 16 Km (6 mil persegi) lahan telah dibersihkan di perbatasan Gaza. Adapun sekitar 0,8 Km (0,5 mil) tembok terlihat dalam citra satelit, namun gambar terbaru menunjukkan lebih dari 4 Km (2,5 mil) tembok kini telah didirikan, pada 14 Februari 2024.
Menyusul adanya laporan bahwa kawasan tersebut akan dijadikan rumah bagi pengungsi Palestina, pihak Mesir secara terbuka membantah bahwa pihaknya melakukan persiapan semacam itu.
Baca Juga
Sementara itu, pihak berwenang di Provinsi Sinai Utara Mesir mengeluarkan pernyataan yang mengatakan angkatan bersenjatanya sedang menyiapkan area logistik untuk menerima bantuan ke Gaza untuk mengurangi kemacetan di jalan-jalan dekat perbatasan.
Gubernur setempat mengatakan kawasan tersebut sedang dipersiapkan untuk ruang tunggu truk, gudang yang aman, kantor administrasi, dan akomodasi pengemudi.
Namun, seorang pakar kemanusiaan, yang merupakan bagian dari kelompok yang mengoordinasikan upaya bantuan ke Gaza mengatakan bahwa mereka belum mendengar adanya rencana semacam itu.
“Jika ada rencana untuk tiba-tiba meningkatkan kapasitas dengan membangun semacam pusat, saya menyarankan bahwa hal ini juga akan dilakukan oleh pemerintah Mesir,” katanya.
Pekerja bantuan kemanusiaan di Gaza tersebut tidak ingin disebutkan namanya, karena hal itu dapat memperumit hubungan antara organisasi bantuan tempat dia bekerja dan pihak berwenang Mesir.
“Kapasitas pergudangan di Mesir menjadi hal yang dibicarakan hampir di setiap pertemuan. Mengingat hal ini belum dibagikan, asumsi saya bukan itu yang direncanakan,” lanjutnya.