Bisnis.com, JAKARTA - Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran membantah pernyataan Tom Lembong soal harga beras Indonesia naik akibat bansos politik pemilu 2024.
Wakil Ketua TKN Prabowo-Gibran, Afriansyah Noor menegaskan alasan harga beras naik menjelang bulan suci Ramadhan bukan akibat pembagian bansos kepada masyarakat seperti tuduhan Tom Lembong.
Menurutnya, harga beras terus naik karena Indonesia sedang masuk musim bencana, seperti banjir dan cuaca buruk, sehingga produksi beras menurun dari para petani.
"Tidak benar pernyataan itu, sekarang kan sedang musim bencana. Itu jadi salah satu penyebab gagalnya panen di Indonesia," tuturnya kepada Bisnis di Jakarta, Senin (26/3).
Pria yang akrab disapa Ferry itu menyebut bahwa pernyataan yang dilemparkan Tom Lembong kepada publik terkait harga beras yang terus naik merupakan fitnah dan bisa menyesatkan masyarakat.
"Tidak benar itu, namanya juga lawan politik jadi biasalah kalau kalah, cari seribu alasan dan fitnah," katanya.
Baca Juga
Sebelumnya, Wakil Kapten Tim Nasional (Timnas) Anies-Muhaimin (Amin) Thomas Lembong atau Tom Lembong mengkritik Pemerintahan Jokowi-Ma'ruf Amin karena harga beras naik di pasaran.
Baginya, hal itu merupakan dampak jika kebijakan pemerintah terlalu banyak dipakai untuk urusan politik.
“Jadi ya itulah yang terjadi kalau pemerintahan dan kebijakan itu terlalu dipolitisasi,” ujar Tom di Rumah Koalisi Perubahan, Jalan Brawijaya 10, Jakarta Selatan, Senin (26/2/2024).
Dia menuding harga beras naik karena pemerintahan Jokowi banyak menggunakan stok beras milik Bulog jelang Pemilu 2024, untuk kepentingan politik salah satu kandidat.
“Hampir pasti ada kaitannya dengan kebijakan yang diambil di saat-saat, di bulan-bulan Pemilu terkait bansos. Ada indikasi bahwa kebijakan bansos yang ditempuh itu menguras stok Bulog sampai 1,3 juta ton, itu angka yang sangat signifikan,” katanya.