Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Muhadjir Effendy Sebut Target Penurunan Kemiskinan Sulit Dicapai Pada 2024

Menko PMK Muhadjir Effendy menekankan bahwa bahwa bukan hal yang mustahil untuk merealisasikan target penurunan kemiskinan ekstrem 0 persen pada 2024.
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy melakukan sidak ke Kelurahan Angke, Kecamatan Tambora, Jakarta Barat, pada Selasa (10/8/2021).
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy melakukan sidak ke Kelurahan Angke, Kecamatan Tambora, Jakarta Barat, pada Selasa (10/8/2021).

Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy menilai target untuk merealisasikan penurunan kemiskinan ekstrem akan sulit dicapai pada 2024.

“Oh tidak saya kira kalau itu mustahal, bukan mustahil karena posisi [kemiskinan ekstrem] sekarang sudah 1,12% pada 2023 dan dari 2022 ke 2023 itu turunnya 0,9%. Jadi, kalau diasumsikan turunnya separu saja misalnya 0,5% saja itu pasti sudah di bawah 1%,” ucapnya di kompleks Istana Wapres, Kamis (22/2/2024).

Meski begitu, dia mengamini bahwa bahwa penurunan angka kemiskinan ekstrem dari 1,12% menjadi 0% dengan angka bulat tersebut memang dianggap tidak realistis dan sulit untuk tercapai.

Muhadjir menilai apabila menilik terhadap data-data sebelumnya, maka tren penurunan kemiskinan ekstrem biasanya hanya dapat mendekati nol persen saja.

“Kalau bulat enggak mungkin lah karena kita kan populasinya yang miskin itu masih sekitar 6 juta miskin ekstrem, yang miskin masih 26 juta jadi memang nilai angka absolutnya yang sangat besar,” ucapnya.

Apalagi, dia menilai bahwa terdapat banyak faktor penyebab kemiskinan yang bervariasi sehingga tak pernah ada aturan pakem yang bisa digunakan untuk semua varialel yang ada.

Menurutnya, harus ada pendekatan partikularistik untuk meredam angka kemiskinan.

“Sekarang ini masih di pukul rata. Misalnya PKH itu mulaondari Sabang sampai Merauke sama. Padahal kita tahu, Merauke, Jawa sampai Papua itu beda sekali . Ada yang nilai uang di Papua dengan di sini kan beda sekali,” pungkas Muhadjir.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Akbar Evandio
Editor : Muhammad Ridwan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper