Bisnis.com, JAKARTA – Presiden Joko Widodo (Jokowi) kian rajin mengunjungi Jawa Tengah (Jateng) hingga Yogyakarta. Dua wilayah itu telah lama dikenal sebagai ‘Kandang Banteng’ alias daerah dengan pemilih tradisional PDI Perjuangan (PDIP).
Kunjungan Jokowi dilakukan di tengah isu perpecahan antara Jokowi dengan PDIP. Orang nomor satu di Indonesia itu kini tidak malu-malu lagi menampakkan kedekatannya dengan calon presiden (capres) nomor urut 2 Prabowo Subianto, yang notabenenya lawan dari capres usungan PDIP: Ganjar Pranowo.
Terlebih, kunjungan kerja Jokowi ke Jateng banyak diisi dengan kegiatan ‘bagi-bagi’ bantuan sosial (bansos). Pada awal pekan lalu misalnya, Jokowi terbang ke Kabupaten Temanggung untuk mengecek langsung cadangan beras di Gudang Bulog Bengkal Lor.
Menariknya, Jokowi langsung turun tangan serahkan bantuan pangan cadangan pangan pemerintah (CBP) ke warga setempat. Tak sampai situ, Jokowi kemudian membagikan secara langsung ribuan sertifikat tanah untuk warga di Kabupaten Wonosobo.
Yang perlu dicatat, sejumlah hasil jajak pendapat dari lembaga survei menunjukkan pembagian bansos berbanding lurus dengan tingkat kepuasan masyarakat ke kinerja Jokowi. Di Jateng kepuasan publik terhadap Jokowi tembus di atas 80%.
Data yang dipublikasi Lembaga Survei Indonesia (LSI) pada 20 Januari 2024 misalnya, menunjukkan pembagian bantuan kepada masyarakat termasuk bansos menjadi indikator utama yang buat masyarakat puas dengan kinerja Jokowi (30%).
Baca Juga
Angka tersebut lebih tinggi dibandingkan alasan rakyat puas ke Jokowi karena infrastruktur (24,5%) atau murni karena menganggap kinerja Jokowi sudah bagus (18,3%).
Apalagi, pembagian bansos ini juga dipraktikkan di tengah dorongan Pilpres 2024 satu putaran yang kerap dinarasikan kubu Prabowo.
Meski demikian, pihak Istana membantah pembagian bansos di Kandang Banteng ini berkaitan dengan hari pencoblosan Pemilu 2024 yang semakin dekat.
“Ya, beliau melihat kembali berapa program perlindungan sosial yang sudah dicanangkan sejak periode pertama,” ujar Koordinator Staf Khusus Presiden, Ari Dwipayana awal Januari lalu.
Ketat di Kandang Banteng
Jawa Tengah menjadi medan pertempuran paling sengit antara pasangan calon (paslon) nomor urut 2, Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka, dengan paslon nomor urut 3 Ganjar Pranowo dan Mahfud MD.
Hasil survei terbaru Indikator Politik, misalnya, menunjukkan bahwa pasangan Prabowo-Gibran sudah melampaui elektabiltas Ganjar-Pranowo di Jawa Tengah. Publikasi hasil survei tersebut dilakukan pada Sabtu (21/1/2024) lalu.
Elektabilitas Prabowo-Gibran tercatat mencapai 41,6 persen atau unggul tipis dari Ganjar-Mahfud yang anjlok menjadi 40,3 persen. Sementara paslon nomor 1 Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar 10,8 persen.
Kondisi ini jauh berbeda dengan periode survei pada 23 November - 1 Desember 2023 lalu, saat itu elektabilitas Ganjar-Mahfud di Jateng, mencapai 51,7 persen dan Prabowo-Gibran hanya 35,3 persen.
Selain Indikator Politik, hasil sigi terbaru Lembaga Survei Indonesia alias LSI juga mengungkap kecenderungan yang sama. Malah kalau melihat versi LSI, gap antara Prabowo-Gibran dengan Ganjar-Mahfud juga sangat besar.
Elektabilitas Prabowo-Gibran di Jateng, versi LSI mencapai 50,8 persen, Ganjar-Mahfud hanya 34,4 persen dan Anies-Cak Imin 7,2 persen.
Sementara itu versi Litbang Kompas, yang dipublikasikan sekitar seminggu lalu, mencatat bahwa Ganjar Mahfud unggul di Jawa Tengah bagian timur. Sedangkan Prabowo-Gibran unggul di Jateng bagian barat.
Di sisi lain, Charta Politik dalam survei yang dipublikasikan pada pekan lalu, mengungkap bahwa elektabiltas Ganjar-Mahfud masih unggul di Jateng dengan angka 47 persen, Prabowo-Gibran 25 persen dan Anies-Muhaimin 14 persen.