Klaim Prabowo Sangat Dekat dengan AS
Pada 2014, Allan Nairn muncul pertama kali dalam panggung pesta demokrasi Indonesia. Saat itu, dia membuka hasil wawancara yang tidak dapat dipublikasikan atau off the record dengan Prabowo Subianto. Pada saat itu, Prabowo mencalonkan diri sebagai presiden dengan menggandeng Hatta Rajasa.
Dalam satu diskusi terbatas di Jakarta, Selasa malam (1/7/2014), Nair menyatakan Prabowo Subianto merupakan orang yang sangat dekat dengan intelijen maupun korporasi besar Negeri Paman Sam hingga negara itu akan menjadi mitra istimewa jika terpilih sebagai Presiden RI 2014–2019.
Nairn menjelaskan Prabowo maupun keluarganya, terutama sang ayah Soemitro Djojohadikoesoemo, berhubungan dekat dengan kepentingan bisnis dan pemerintah AS sejak 1960-an. Soemitro adalah orang yang dinilai membuka hubungan antara Indonesia-AS sehingga investasi skala besar masuk ke Indonesia. Salah satunya adalah perusahaan tambang raksasa Freeport McMoRan yang berada di Papua pada 1960-an.
Ketika wawancara Nairn ke Prabowo pada 2001, kandidat presiden itu mengatakan bahwa dirinya merupakan kesayangan pemerintah AS. "Saya merupakan anak kesayangan Amerika Serikat," kata Nairn, meniru ucapan Prabowo kala itu.
Dalam wawancara tersebut, Prabowo mengakui bahwa dirinya merupakan 'teman sangat baik' dengan the US Defense Intelligence Agency (DIA) terutama dengan Kolonel George Benson. Benson adalah orang yang bekerja dengan elemen Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI) dalam operasi CIA untuk mengusir Presiden Soekarno pada 1960-an.
Pada 1994, Benson dengan lingkaran keluarga Prabowo, bisnis besar dari AS, tokoh diplomatik dan intelijen membuat USINDO, yang salah satunya bertugas untuk mempertahankan bisnis negara itu di Indonesia. Benson meninggal pada 16 Desember 2007 di Washington DC.
Baca Juga
Tak hanya itu, pemerintah AS juga mendukung Prabowo dahulu dengan sponsor, senjata dan tujuan publik. Nairn mengatakan salah satu data lainnya mengenai kedekatan Prabowo dengan intelijen adalah dengan melaporkan segala kegiatan sekitar seminggu atau lebih kepada intelijen AS, menjadi penyampai pesan AS kepada Soeharto, bahkan membantu pasukan AS datang ke Indonesia untuk pelatihan.
"Prabowo adalah orang yang paling dekat dengan intelijen AS," katanya.
Lantaran informasi ini, Tim Kampanye Nasional (Timkamnas) Prabowo Subianto-Hatta Rajasa pada Pilpres 2014 mengaku terus mengawasi keberadaan jurnalis asing Allan Nairn selama di Indonesia.