Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

TPN Ganjar-Mahfud Sebut Pertanyaan Greenflation Gibran Tak Relevan di Indonesia

TPN Ganjar-Mahfud menjelaskan alasan pertanyaan Gibran tentang greenflation tidak relevan dalam debat keempat semalam
TPN Ganjar-Mahfud Sebut Pertanyaan Greenflation Gibran Tak Relevan di Indonesia. Pasangan Calon Presiden dan Wakil Presiden nomor urut 2 Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka menyapa pendukungnya saat tiba dilokasi Debat Keempat Pilpres 2024 di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, Minggu (21/1/2024). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
TPN Ganjar-Mahfud Sebut Pertanyaan Greenflation Gibran Tak Relevan di Indonesia. Pasangan Calon Presiden dan Wakil Presiden nomor urut 2 Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka menyapa pendukungnya saat tiba dilokasi Debat Keempat Pilpres 2024 di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, Minggu (21/1/2024). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA - Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud menilai pertanyaan calon wakil presiden nomor urut 2 Gibran Rakabuming tentang greenflation alias inflasi hijau tidak relevan dalam debat keempat Pilpres 2024 pada Minggu (21/1/2024) malam.

Dewan Pakar TPN Ganjar-Mahfud, Satya Heragandhi, menjelaskan inflasi hijau disebabkan harga teknologi yang berbasis energi bersih lebih mahal daripada energi fosil atau energi kotor. Dia mengaku bingung dengan alasan Gibran mempertanyakan hal tersebut. Alasannya adalah inflasi hijau tidak pernah dan diyakini sulit terjadi di Indonesia.

Satya menjelaskan, ada dua jenis energi yang paling banyak dipakai di Indonesia. Pertama, energi yang dipakai untuk kendaraan seperti bensin; kedua, energi listrik.

Dua energi itu, lanjutnya, harga dikendalikan oleh pemerintah. Dia meyakini harga energi terbarukan nantinya juga akan dikontrol oleh pemerintah sehingga akan sangat berbeda dengan Eropa.

Oleh sebab itu, kecil kemungkinan terjadinya inflasi hijau seperti yang ditanyakan Gibran ke calon wakil presiden nomor urut 3 Mahfud MD dalam debat kemarin. 

"Di Indonesia sejauh memang harga jual energi ini dikontrol oleh pemerintah atau relatif ada di level yang memang pemerintah mengontrol supply and demand-nya, harusnya tidak ada kekhawatiran sama sekali dengan greenflation," ujar Satya di Media Center TPN, Jakarta Pusat, Senin (22/1/2024).

Mantan Dirut Jakpro ini semakin bingung karena Gibran mengambil contoh demo rompi kuning di Prancis untuk menjelaskan bahaya inflasi hijau. Padahal, menurutnya, demo rompi kuning terjadi bukan disebabkan inflasi hijau.

Satya menjelaskan bahwa demo rompi kuning di Prancis terjadi karena harga diesel dinaikkan pemerintah setempat untuk mengompensasi pembelian atau pengadaan teknologi untuk energi terbarukan.

"Dengan demikian, pertanyaan itu sendiri mengandung dua makna: satu, mengapa dipertanyakan? Dua, apa yang enggak jelas dari mekanisme di Indonesia yang memang berbeda dengan di Eropa?," jelas Satya.

Dalam debat keempat yang diselenggarakan pada Minggu (21/1/2024) kemarin, Gibran menjadi sorotan karena kembali menggunakan istilah yang tidak umum ketika bertanya ke pihak lawan. Salah satunya, dia menanyakan terkait cara mengatasi greenflation ke Mahfud.

Meski demikian, Mahfud pada akhirnya tidak memilih tidak mau menjawab pertanyaan Gibran karena dianggap tidak bermutu alias receh.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper