Bisnis.com, JAKARTA - Gibran Rakabuming Raka menyinggung mengenai Demo Rompi Kuning saat menjelaskan mengenai Greenflation.
Saat itu, Gibran mengatakan bahwa apabila Greenflation tidak ditangani dengan baik, maka bisa terjadi peristiwa seperti yang terjadi di Paris.
"Greenflation itu, kita kasih contoh yang simple saja. Demo rompi kuning di Prancis. Bahaya sekali, sudah memakan korban. Ini yang harus diantisipasi. Jangan sampai terjadi di Indonesia. Belajar dari negara maju," jelas Gibran ke Mahfud.
Apa Itu Demo Rompi Kuning?
Demo rompi kuning di Prancis terjadi pada 2018. Gerakan ini pada mulanya mencuat pada Oktober 2018, hingga akhirnya pecah dan menjadi aksi unjuk rasa besar-besaran pada November 2018.
Ratusan ribu orang turun ke jalan untuk memprotes Presiden Emmanuel Macron, dengan melakukan aksi blokade yang menyebabkan kemacetan dan kelangkaan bahan bakar menjelang musim libur.
Hal ini terjadi karena saat itu pemerintah menaikkan pajak bahan bakar di tengah biaya hidup yang sudah tinggi. Presiden memutuskan untuk ada kenaikan 5 sen per galon untuk bensin pada 2020 dan 2 sen untuk solar.
Baca Juga
Bahkan pihaknya juga menaikkan pajak kendaraan agar warga tidak membeli kendaraan untuk menekan polusi.
Kenaikan ini pun membuat kesenjangan sosial antar masyarakat semakin kentara. Demo pun digelar setiap Sabtu.
Adapun simbol rompi kuning, dikutip dari NBC, diambil dari rompi neon yang wajib dibawa oleh pengemudi di Prancis jika terjadi keadaan darurat di pinggir jalan.
Hal berbahaya yang dimaksud Gibran yakni saat demo berubah menjadi kerusuhan dan kekerasan hingga mengakibatkan kebakaran terjadi di jalan Champs-Élysées.
Pengunjuk rasa bertopeng mengibarkan bendera Prancis dan akhirnya bentrok dengan kepolisian.
Mengutip NPR, demo juga menyebabkan 11 orang tewas dan sekitar 4 ribu orang terluka.
Pada akhirnya, demo yang seharusnya dilakukan untuk memprotes kenaikan pajak akhirnya berubah menjadi gerakan pemberontakan terhadap pemerintahkan Emmanuel Macron.