Bisnis.com, JAKARTA - Jokowi dan Anies Baswedan mungkin kurang sepakat dalam beberapa hal, termasuk IKN dan PPh 21 2024. Namun tidak dengan BRICS.
Perkara IKN, Anies memiliki programnya sendiri yakni pengembangan desa dan membuat kota kecil menjadi menengah dan kota menengah menjadi kota besar di Indonesia agar tak terlalu ada kesenjangan.
“Yang dibutuhkan Indonesia saat ini adalah pemerataan pertumbuhan, dimana pembangunan dilakukan tidak hanya di satu lokasi, tapi di banyak lokasi. Jangan sampai kita membangun hanya di satu lokasi, malah menimbulkan ketimpangan baru,” ujarnya.
Begitu juga dengan pajak penghasilan atau PPh 21. Saat Anies ingin menghapusnya, Jokowi malah meresmikan perhitungan baru untuk pejak penghasilan karyawan yang berlaku mulai 1 Januari 2024.
Meski genderang perang keduanya sempat ditabuh pada dua hal di atas, tapi Jokowi dan Anies Baswedan kompak soal BRICS.
Baik orang no.1 di RI ataupun Capres no.1 itu sama-sama sepakat jika Indonesia tidak akan bergabung dengan BRICS bersama Rusia, China dan India.
Baca Juga
Hal tersebut pernah disampaikan Anies pada acara Pidato Calon Presiden Republik Indonesia: Arah dan Strategi Politik Luar Negeri yang diselenggarakan oleh Centre for Strategic and International Studies (CSIS) pada November 2023 lalu.
Pada kesempatan itu, Anies membicarakan isu global sejumlah negara yang beririsan dengan Indonesia seperti Brazil, Russia, India, China, and South Africa (BRICS) serta dukungan terhadap Palestina dalam konflik dengan Israel.
Namun, saat ditanya mengenai pendekatan yang akan dilakukan Anies terkait dengan BRICS jika terpilih jadi Presiden pada tahun 2024 kelak, dia menjawab Indonesia tak tertarik untuk bergabung dengan organisasi antarnegara tersebut.
"With BRICS i don't think we are interested on on joining [Dengan BRICS saya pikir kami tidak akan tertarik untuk bergabung]," ujarnya di hadapan para peneliti CSIS, duta besar, dan peserta acara lainnya di Jakarta, Rabu (8/11/2023).
Apabila kelak terpilih jadi Presiden RI, Anies mengatakan bahwa dia akan lebih condong kepada mendorong peningkatan intensitas kerja sama dengan negara-negara di Uni Eropa maupun Asia Timur.
"Jadi, intensitas dengan berbagai tempat lain sehingga tercapai keseimbangan. Bukan yang sekarang tinggi diturunkan, tetapi yang belum tinggi ditingkatkan," ucapnya.
Sama dengan Jokowi, satu genderang perang berhenti ditabuh...