Bisnis.com, JAKARTA - Lapisan tebal kabut asap polusi udara menyelimuti Ibu Kota Bangladesh, Dhaka, pada Rabu (27/12/2023).
Indeks kualitas udara anjlok ke dalam kategori berbahaya. Kondisi serupa juga terjadi di New Delhi, Ibu Kota negara India.
Kualitas udara di Dhaka, salah satu kota terpadat di dunia dengan lebih dari 20 juta penduduk, telah memburuk seiring dengan bermunculannya proyek-proyek besar dan penggunaan bahan bakar fosil secara berlebihan, sehingga menimbulkan masalah kesehatan bagi banyak orang.
“Kami sering menderita asma, demam, dan alergi saat mengoperasikan becak di jalanan. Sering kali sangat menyakitkan," kata Rafiq Mondal, yang menarik kendaraan tradisional roda dua untuk mencari nafkah.
Melansir CNA, gambar dari drone memperlihatkan kabut asap pada pukul 09.00 waktu setempat yang menempatkan Dhaka di posisi teratas di antara kota-kota paling tercemar di dunia.
Berdasarkan data IQAir dari Swiss tingkat indeks kualitas udara berada pada udara yang berbahaya dengan indeks sebesar 325.
Baca Juga
Namun kondisinya sedikit membaik dengan indeks turun ke 177, dalam kondisi tidak sehat pada pukul 13.35 waktu setempat.
Pemerintah kota setempat berupaya menyemprot jalan-jalan dengan air untuk membantu menghilangkan debu, namun warga menyerukan upaya yang lebih besar.
“Polusi udara sudah menimbulkan dampak buruk. Dengan adanya mega proyek seperti jalur kereta metro, terdapat banyak material konstruksi di mana-mana. Tindakan harus dilakukan dengan lebih serius," kata salah satu dari mereka, Wasim Akhter.
Pada saat kabut asap membuat Sydney setara dengan New Delhi, Bank Dunia mendesak Bangladesh untuk berkoordinasi lebih erat dengan negara tetangganya di Asia Selatan untuk mengatasi polusi udara.
Berdasarkan laporan, polusi udara yang seringkali berupa campuran partikel padat, tetesan cairan, dan gas, menyebabkan sekitar seperlima kematian dini di negara itu setiap tahunnya.
Beberapa wilayah di Dhaka memiliki tingkat partikel halus sebanyak 20 kali melebihi standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Sementara itu, menurut Dewan Pengendalian Polusi, polusi udara juga tinggi di New Delhi, Ibu Kota India, dengan indeks 378, untuk peringkat “sangat buruk”.
Kantor berita ANI melaporkan bahwa ada lebih dari 100 penerbangan ditunda dan layanan kereta api terganggu oleh kabut yang menyelimuti di tengah suhu 11 derajat Celcius.