Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Perang Belum Usai, Israel Tambah Belanja Pertahanan Rp128 Triliun

Pemerintah Israel berencana menambah belanja pertahanan senilai US$8,3 miliar atau Rp128 triliun pada 2024.
Pasukan Israel menyerang wilayah Gaza, Palestina./ Times of Israel
Pasukan Israel menyerang wilayah Gaza, Palestina./ Times of Israel

Bisnis.com, JAKARTA - Belanja pertahanan atau militer Israel bertambah setidaknya 30 miliar shekel atau US$8,3 miliar (setara dengan Rp128 triliun dengan kurs R[15.458 per dolar AS) pada 2024. Proyeksi tersebut dirilis enurut Kementerian Keuangan Israel seiring masih berlangsungnya kerangan militer negara tersebut ke Palestina.

Dalam sebuah dokumen yang dipresentasikan kepada parlemen pada Senin (25/12/2023), Kementerian Keuangan Israel mengatakan bahwa anggaran 2024 secara keseluruhan mungkin akan mencapai 562 miliar shekel. Jumlah tersebut mengalami kenaikan dibandingkan dengan 513 miliar shekel saat rencana pengeluaran pertama kali disetujui pada bulan Mei 2023.

Selain pengeluaran militer, Kementerian Keuangan juga mengatakan bahwa tambahan 10 miliar shekel akan dibutuhkan untuk menutupi evakuasi sekitar 120.000 orang dari daerah perbatasan utara dan selatan Israel, anggaran yang lebih tinggi untuk polisi dan layanan keamanan lainnya, dan rekonstruksi permukiman yang hancur selama serangan Hamas pada 7 Oktober.

"Proyeksi ini menggarisbawahi tingginya biaya finansial perang bagi Israel, yang telah memobilisasi ratusan ribu tentara cadangan untuk operasi darat melawan Hamas di Jalur Gaza di selatan, dan mengerahkan lebih banyak tentara di utara untuk melawan ancaman dari militan Hizbullah yang berbasis di Lebanon," tulis Bloomberg seperti dikutip, Selasa (26/12/2023). 

Israel menggunakan sejumlah besar rudal mahal untuk serangan udara di Gaza dan untuk mencegat roket dan pesawat tak berawak yang ditembakkan ke wilayah permukiman Palestina. 

Dokumen Kementerian Keuangan mengasumsikan pertempuran dengan intensitas tinggi di Gaza akan berakhir pada kuartal I/2024, yang mungkin memungkinkan Israel untuk memobilisasi beberapa pasukan cadangan.

Sementara itu, AS telah memberikan tekanan pada Israel untuk beralih dari serangan militer berskala besar ke operasi yang lebih terarah untuk mengurangi jumlah korban warga sipil Palestina.

Namun, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu telah berulang kali mengatakan bahwa perang akan berlangsung selama yang dibutuhkan untuk menghancurkan Hamas. Dia dan kabinetnya tidak memberikan batas waktu untuk periode pertempuran yang intens atau perang yang lebih luas.

Kementerian Keuangan Israel mengatakan bahwa dana tambahan akan dibutuhkan terlepas dari bantuan tambahan dari AS. Ia menambahkan bahwa 4 miliar shekel lebih banyak dibutuhkan untuk biaya utang yang lebih besar.

Pendapatan pemerintah diperkirakan akan turun sebesar 35 miliar shekel karena pajak perusahaan dan real estate yang lebih rendah, serta perlambatan konsumsi swasta.

"Jika tidak ada perubahan pada rencana perpajakan, defisit fiskal Israel akan membengkak hingga mendekati 6% dari produk domestik bruto, jauh melebihi batas 2,25% yang ditetapkan oleh undang-undang," kata dokumen tersebut.

Pemerintah Isrel akan membahas kemungkinan perubahan fiskal dan peningkatan pagu defisit, yang direkomendasikan oleh Kementerian Keuangan agar tidak melebihi 4,5% - 5% dari PDB pada tahun 2024.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper