Bisnis.com, JAKARTA - Calon Presiden (Capres) nomor urut 1 Anies Baswedan menyampaikan bahwa pengembangan 40 kota seperti Jakarta yang dikatakan oleh pasangannya yaitu Muhaimin Iskandar atau Cak Imin tidak dimulai dari nol.
Anies mengatakan bahwa adanya peningkatan yang dilakukan dibeberapa kota yang sudah ada untuk menjadi lebih baik lagi.
“Jadi yang dibangun bukan dari lahan baru jadi kota baru, bukan. Jadi, dari kota yang ada ditingkatkan [standarnya],” kata Anies kepada wartawan dikutip, Senin (25/12/2023).
Anies kemudian bercerita bahwa saat ini berdasarkan data yang ada, di Indonesia kota Jakarta masih menjadi kota terbesar dalam perolehan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB).
Namun, semakin ke wilayah Timur, Anies melihat bahwa PDRB setiap kota mengamali penurunan jika dibandingkan Jakarta. Meski, di wilayah Sulawesi Selatan PDRBnya sudah mengalami peningkatan.
“Karena itu kata melihat strategi ke depan meningkatkan kota kota yang sekarang ada menjadi kota yang memiliki kemampuan ekonomi yang lebih tinggi,” ujarnya.
Baca Juga
Kemudian, untuk mewujudkan tujuan tersebut, eks Gubernur DKI Jakarta ini ingin membangun dan meningkatkan beberapa hal yang ada di kota-kota lapis kedua.
Beberapa contohnya, seperti pembangunan fasilitas kota, transportasi umum, dan infrastruktur kegiatan usaha yang akan membuat kota tersebut naik kelas.
“Jadi 40 kota ini di upgrade menjadi kota yang menghidupkan di sekitarnya. Itulah yang ingin kita lakukan. Bukan membuat dari lahan baru jadi kota baru,” tutur Anies.
Sebelumnya, Calon Wakil Presiden (Cawapres) Koalisi Perubahan, Muhaimin Iskandar atau Cak Imin berencana membangun 40 kota selevel Jakarta jika terpilih pada Pilpres 2024.
Hal itu dikatakan saat Debat Cawapres di Jakarta Convention Center (JCC) Senayan, Jakarta, Jumat (22/12/2023).
“Kami memiliki satu tekat di dalam pemerintahan yang akan datang minimal harus dibangun 40 kota baru yang selevel Jakarta,” kata Cak Imin di JCC, Jumat (22/12/2023).
Pembangunan 40 kota itu untuk menampung jumlah penduduk, memberikan sarana dan prasarana yang memadai, dan untuk menjaga lingkungan yang memungkinkan untuk hidup sehat.
Sebab, dirinya melihat bahwa saat ini terjadi penumpukan penduduk di dalam satu perkotaan dan perlunya pembangunan perkotaan yang merata di berbagai tempat.
“Dimana perumahan tidak terlampau jauh dari pusat-pusat pekerjaan, di mana akses pendidikan bisa sampai pada yang dibutuhkan,” ujarnya.