Bisnis.com, JAKARTA - Israel dikabarkan kalah besar di Gaza saat melawan Hamas pada Rabu, 13 Desember 2023 waktu setempat.
Dilansir dari Asia One, salah satu penyebab kekalahan besar Israel ini karena negara tersebut tidak nurut dengan saran yang diberikan Amerika Serikat sebelumnya.
Seperti diketahui, Israel mengumumkan kekalahan terburuknya dalam lebih dari sebulan pada 13 Desember setelah penyergapan di reruntuhan Gaza.
Kondisi semakin buruk karena negara tersebut saat ini menghadapi isolasi diplomatik yang semakin besar seiring dengan meningkatnya kematian warga sipil dan bencana kemanusiaan yang memburuk di wilayah Palestina.
Sebelum Israel memutuskan untuk melakukan penyerangan kemarin, PBB telah menuntut adanya gencatan senjata kemanusiaan.
Bukan hanya PBB, sekutu Israel, Presiden AS Joe Biden, juga telah mengatakan jika aktivitas pemboman “tanpa pandang bulu” yang dilakukan Israel terhadap warga sipil merugikan dukungan internasional. AS menyarankan untuk berhenti.
Baca Juga
Namun saran tersebut tak diindahkan Israel. Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan militer akan terus berjuang meskipun ada tekanan internasional untuk gencatan senjata.
“Kami terus melanjutkannya hingga akhir, hingga kemenangan, hingga Hamas dimusnahkan,” katanya kepada tentara di Gaza melalui radio.
“Saya mengatakan hal ini di tengah penderitaan yang luar biasa, namun juga di tengah tekanan internasional. Tidak ada yang akan menghentikan kita," tambahnya.
Alhasil, serangan terbaru yang dilakukan militer Israel tersebut kalah besar. Israel melaporkan 10 tentaranya tewas dalam 24 jam terakhir, termasuk seorang kolonel penuh yang memimpin pangkalan depan dan seorang letnan kolonel yang memimpin resimen.
Ini merupakan kerugian satu hari terburuk sejak 15 tentara tewas pada 31 Oktober.
Sebagian besar kematian terjadi di distrik Shejaia di Kota Gaza di utara, terlebih saat pasukan disergap saat mencoba menyelamatkan sekelompok tentara lain yang menyerang pejuang Hamas di sebuah gedung, kata militer.
Psywar Hamas
Mengetahui Israel mengalami kekalahan besar, Hamas melempar psywar kepada musuhnya tersebut.
Dalam pidatonya yang disiarkan televisi, Ketua Hamas Ismail Haniyeh mengatakan rencana masa depan di Gaza tanpa Hamas adalah sebuah “khayalan”.
“Semakin lama Anda tinggal di sana, semakin besar jumlah kematian dan kerugian Anda, dan Anda akan keluar dari sana dengan membawa kekecewaan dan kerugian, Insya Allah," katanya.
Menurut data terbaru sejak serangan Hamas pada 7 Oktober lalu hingga 13 Desember, setidaknya 18.608 orang tewas dan 50.594 orang terluka dalam serangan Israel di Gaza sejak 7 Oktober.
Ribuan lainnya dikhawatirkan hilang di reruntuhan atau di luar jangkauan ambulans.