Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Retno Marsudi mengatakan bahwa Israel telah mengubah Gaza menjadi seperti neraka.
Dia menyatakan bahwa jumlah orang yang meninggal di Gaza terus meningkat. Rumah sakit mengalami gempuran hebat, termasuk Rumah Sakit Indonesia (RSI) yang dipaksa berhenti beroperasi pada 16 November lalu.
"Dalam pertemuan Khusus Executive Board WHO antara lain saya sampaikan, bahwa Gaza saat ini di bawah kepungan. Israel telah mengubah Gaza menjadi seperti neraka," katanya dalam press briefing di Jenewa Swiss, usai hadir dalam Pertemuan Khusus Executive Board WHO, Senin (11/12/2023).
Executive Board adalah organisasi eksekutif WHO di bawah World Health Assembly yang beranggotakan 34 negara.
Indonesia sendiri terakhir menjadi anggota Executive Board WHO pada 2018-2021. Pertemuan Khusus Executive Board WHO kali ini khusus membahas situasi di Gaza.
Retno menjelaskan bahwa situasi fasilitas kesehatan di Gaza, Palestina saat ini sudah sangat memprihatinkan, dan hampir lumpuh.
Baca Juga
"Dari 36 rumah sakit hanya 13 yang masih beroperasi dan semuanya kelebihan kapasitas hingga 2-3 kali lipat; 71% fasilitas pelayanan kesehatan di Gaza tidak berfungsi; Perlengkapan medis, obat-obatan, makanan, air bersih, bensin hingga listrik semakin terbatas; Ratusan pekerja medis telah terbunuh semenjak Israel menyerang Gaza," ujarnya.
Selain itu, dia menjelaskan menurut laporan WHO, penyebaran penyakit menular juga saat ini semakin tinggi di Gaza.
"Hampir 130.000 kasus infeksi pernafasan akut; lebih dari 94.000 kasus diare; hingga lebih dari 2.700 kasus chickenpox," tambahnya.
Menurutnya, perintah Israel Defence Force (IDF) agar suplai medis dipindahkan dari Khan Younis ke gudang yang lebih kecil di Rafah merupakan pelanggaran berat hukum internasional dan hak asasi manusia (HAM).
"Saya juga menjelaskan bahwa Indonesia telah menjadi co-sponsor resolusi mengenai Kondisi Kesehatan di Daerah Pendudukan Palestina, termasuk Jerusalem Timur atau Resolution on Health Condition in the Occupied Palestine Territory, including East Jerusalem," ucapnya.
Seperti diketahui, pertemuan tersebut tidak hanya dihadiri oleh anggota Executive Board, namun juga negara non-anggota yang memiliki kepedulian terhadap situasi di Gaza.