Bisnis.com, JAKARTA - Pasukan Pertahanan Israel (IDF) telah menahan sebanyak 35 pekerja medis di Jalur Gaza, Palestina pada Rabu (6/12/2023).
Televisi Al Mayadeen Lebanon melaporkan bahwa dokter dan kru ambulans di Jalur Gaza termasuk di antara mereka yang ditahan oleh militer Israel.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga melaporkan jumlah penangkapan dokter, dan serangan terhadap fasilitas medis, serta kendaraan ambulans dalam jumlah yang belum pernah terjadi sebelumnya di wilayah tersebut.
Melansir TASS, WHO mengatakan telah diberitahu tentang lebih dari 200 insiden serupa yang terjadi antara 7 Oktober hingga 28 November 2023.
Sementara itu, Komisaris UNRWA Jenderal Philippe Lazzarini mengatakan sebanyak 130 pegawai Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina di Timur Dekat (UNRWA) telah terbunuh di Jalur Gaza sejak awal eskalasi.
“Di antara warga sipil, perempuan, anak-anak yang tak terhitung jumlahnya dalam perang ini, 130 rekan UNRWA juga dipastikan tewas. Tidak ada yang selamat, sebuah tragedi kemanusiaan yang menghancurkan dan tidak ada habisnya,” tulisnya di akun X.
Baca Juga
Seperti diketahui, gencatan senjata di Gaza telah dilakukan selama 7 hari, namun setelah berakhirnya gencatan senjata, Israel kembali meluncurkan bom ke wilayah Palestina itu.
Sebelum tercapainya gencatan senjata, Israel melakukan blokade total terhadap Jalur Gaza dan melancarkan pemboman terhadap wilayah tersebut dan beberapa wilayah di Lebanon dan Suriah, serta operasi darat terhadap Hamas di Jalur Gaza. Bentrokan juga dilaporkan terjadi di Tepi Barat.
Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan bahwa jumlah korban tewas akibat eskalasi konflik di Jalur Gaza telah mencapai 16.248 jiwa.
Jumlah tersebut termasuk 7.112 anak-anak dan 4.885 wanita yang tewas dalam pemboman Israel dan lebih dari 42.000 warga Palestina terluka.
Selain itu, Hamas juga mengklaim, sebanyak 262 orang tewas akibat tindakan Israel di Tepi Barat sejak pecahnya eskalasi, 7 Oktober 2023.