Bisnis.com, SOLO - Pengungsi Rohingya datang ke Indonesia dan beberapa negara Asia Tenggara lainnya menggunakan kapal tua.
Bahkan beberapa media menyebut jika kapal yang ditumpangi oleh para pengungsi ini sudah reyot. Meski tua, tapi kapal tersebut cukup tangguh berada di lautan lepas sebelum akhirnya berlabuh di beberapa wilayah.
Seperti diketahui, sejak awal tahun 2023 lalu ratusan pengungsi Rohingya tiba di Indonesia. Gelombang lanjutan terus muncul hingga bulan Desember 2023 ini.
Pada awal bulan Desember 2023 lalu, sebanyak 139 imigran Rohingya datang ke Aceh dan menimbulkan protes dari masyarakat setempat.
Warga mendesak pihak terkait segera membawa pengungsi itu keluar dari Pulau Weh. Mulanya warga berunjuk rasa meminta organisasi PBB yang mengurus pengungsi global (UNHCR) dan Pemkot Sabang memindahkan imigran Rohingya ke daerah lain.
Namun hal tersebut tak kunjung diindahkan sehingga pada 4 Desember 2023 kemari, warga mendatangi tenda pengungsian mereka dan meminta mereka untuk pergi. Kejadian ini viral di TikTok dan Twitter.
Baca Juga
Tapi yang menarik dari para pengungsi Rohingya ini adalah kendaraan yang mereka tumpangi yang hanya berbentuk kapal tua.
Kapal ini dengan "gagah" menyeberangi lautan sembari membawa banyak manusia di dalamnya.
Dilansir dari media Thailand, Khaosod English, terbaru ada setidaknya 400 Muslim Rohingya yang diyakini berada di dua kapal yang terapung di Laut Andaman tanpa perbekalan yang memadai.
Media itu melaporkan bahwa lokasinya kira-kira berjarak sama dari provinsi paling utara di Indonesia, Aceh, tempat perahu yang sebelunya membawa 139 orang mendarat di Pulau Sabang.
Mereka yang berada di kapal tersebut termasuk 58 anak-anak, 45 perempuan dan 36 laki-laki. Jumlahnya hampir sama dengan pengungsi yang datang ke Indonesia sebelumnya.
Kapal-kapal diperkirakan berangkat dari Bangladesh dan tidak diketahui akan ke mana tujuan kapal tersebut berencana berlabuh.
Berbagai pertanyaan dari warganet pun muncul. Beberapa di antara mereka bahkan mempertanyakan bagaimana sistem pertahanan laut RI hingga kapal-kapal asing tampak leluasa memasuki garis batasnya.
Sementara menurut Kapolres Pidie AKBP Imam Asfali kapal-kapal kayu yang membawa pengungsi Rohingya ini berasal dari Bangladesh.
Mereka bahkan diminta membayar antara Rp7 juta - Rp14 juta untuk bisa ikut serta naik ke kapal kayu tersebut.
"Setiap penumpang kapal yang anak dibebankan membayar sebesar 50 ribu Bangladeshi Taka atau kalau dirupiahkan Rp 7 juta sedangkan dewasa sebesar 100 ribu Taka atau sekitar Rp 14 juta," kata Kapolres Pidie AKBP Imam Asfali kepada wartawan, Rabu (6/12/2023).