Bisnis.com, JAKARTA - Para menteri luar negeri Kelompok Tujuh (G7) mendukung perpanjangan lebih lanjut dari jeda pertempuran atau gencatan senjata saat ini di Gaza dan jeda pada masa depan untuk meningkatkan bantuan dan memfasilitasi pembebasan semua sandera.
Demikian pernyataan bersama para menteri luar negeri (menlu) G7 itu pada Selasa (28/11/2023) seperti dilansir Reuters.
“Setiap upaya harus dilakukan untuk memastikan dukungan kemanusiaan bagi warga sipil. Kami mendukung perpanjangan lebih lanjut dari jeda ini dan jeda pada masa depan, jika diperlukan untuk memungkinkan bantuan ditingkatkan, dan untuk memfasilitasi pembebasan semua sandera,” ujar pernyataan bersama tersebut.
Gencatan senjata saat ini memberi kelonggaran pertama bagi Gaza yang dikuasai Hamas setelah tujuh minggu pemboman yang telah menghancurkan sebagian besar jalur pantai menjadi puing-puing dan menewaskan lebih dari 15.000 orang, menurut pejabat kesehatan di sana.
Pernyataan G7 juga menyambut baik pembebasan beberapa sandera yang ditangkap pada 7 Oktober oleh militan Hamas ketika mereka melancarkan serangan terhadap Israel yang menewaskan sekitar 1.200 orang.
Hamas membebaskan 12 sandera lagi dan Israel membebaskan 30 tahanan Palestina pada hari Selasa (28/11/2023), hari kelima dari perpanjangan gencatan senjata enam hari antara kelompok militan Palestina dan Israel dalam perang Gaza.
Baca Juga
Jumlah total sandera yang dibebaskan oleh Hamas sejak dimulainya gencatan senjata Jumat (24/11/2023), kini mencapai 81 orang, sementara Israel telah membebaskan 180 tahanan.
“Kami sebagai G7 mendesak pembebasan seluruh sandera segera dan tanpa syarat,” kata pernyataan G7.
Pernyataan tersebut menekankan “hak Israel untuk membela diri dan rakyatnya” namun menggarisbawahi pentingnya “melindungi warga sipil dan kepatuhan terhadap hukum internasional.”
G7 juga berkomitmen terhadap negara Palestina sebagai bagian dari solusi dua negara.
Para menteri luar negeri G7 memperingatkan agar konflik tidak semakin meningkat. Mereka mendesak Houthi di Yaman yang didukung Iran untuk menghentikan ancaman terhadap jalur pelayaran internasional dan kapal komersial serta melepaskan kapal komersial Galaxy Leader dan awaknya yang disita pada 19 November.