Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Retno Marsudi mengatakan bahwa militer Israel mengklaim dalam kurun waktu 6 hari pertama pasca eskalasi telah menjatuhkan 6000 bom seberat 4.000 ton ke Gaza, Palestina.
Dia mengatakan sebagai perbandingan, Amerika Serikat (AS) menjatuhkan jumlah yang hampir setara di Afganistan dalam waktu 1 tahun.
"Serangan Israel ke Gaza dilakukan secara masif dengan intensitas yang tinggi dari berbagai Lini baik dari darat maupun udara dalam kurun waktu 6 hari pertama saja militer Israel mengklaim telah menjatuhkan 6000 bom seberat 4.000 ton dan sebagai perbandingan Amerika Serikat menjatuhkan jumlah yang hampir setara di Afganistan dalam waktu 1 tahun," katanya, di Komisi I DPR RI, Jakarta, Senin (27/11/2023).
Retno menjelaskan bahwa operasi militer Israel ke Gaza sudah memasuki hari ke-52, dengan korban tewas mencapai 14.800 jiwa.
"Hari ini adalah hari ke-52 operasi militer Israel. Kantor media pemerintah Palestina mencatat lebih dari 14.800 korban jiwa, 10.000 di antaranya atau 68% korban jiwa adalah anak-anak dan perempuan. Jumlah korban luka mencapai 36.000 orang sebagian besar korban luka juga merupakan anak-anak dan perempuan," ujarnya.
Lebih lanjut, dia menjelaskan bahwa pengiriman bantuan kemanusiaan ke Gaza, UNOCHA mencatat pengiriman 200 truk bantuan, 187 di antaranya sudah masuk ke Gaza, pada 25 November 2023.
Baca Juga
Selain itu, ditambah pula masuknya 129.000 liter bahan bakar serta gas untuk memasak, karena Israel sebelumnya melarang masuknya bahan bakar.
Sementara itu, Retno mengatakan bahwa Bulan Sabit Merah Palestina juga telah mengirimkan 61 truk bantuan ke Gaza Utara dan menjadi pengiriman terbesar ke Gaza Utara sejak operasi darat Israel ke Gaza dimulai.
Menurut laporan UNRWA, dalam kondisi kemanusiaan saat ini diperlukan 800 truk tiap hari untuk mensuplai bahan kebutuhan pokok termasuk bahan obat-obatan, makanan dan, bahan bakar ke Gaza Palestina.
Seperti diketahui, gencatan senjata saat ini sedang berlangsung di Gaza Palestina dan sudah memasuki hari terakhir, kemungkinan setelah itu perang akan kembali berkobar.