Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Hamas Palesina Klaim Eksekusi Dua Pria yang Diduga Bekerja Sama dengan Israel

Hamas di Tepi Barat mengeklaim telah mengeksekusi dua pria yang dituduh bekerja sama dengan otoritas Israel dan menggantung tubuh mereka sebagai peringatan.
Hamas Palesina Klaim Eksekusi Dua Pria yang Diduga Bekerja Sama dengan Israel. Para sandera yang dibebaskan sebagai bagian dari kesepakatan antara Israel dan kelompok Islamis Palestina Hamas tiba dengan helikopter di Schneider Childrens Medical Center di Petah Tikva, Israel, Jumat (24/11/2023). REUTERS/Ronen Zvulun
Hamas Palesina Klaim Eksekusi Dua Pria yang Diduga Bekerja Sama dengan Israel. Para sandera yang dibebaskan sebagai bagian dari kesepakatan antara Israel dan kelompok Islamis Palestina Hamas tiba dengan helikopter di Schneider Childrens Medical Center di Petah Tikva, Israel, Jumat (24/11/2023). REUTERS/Ronen Zvulun

Bisnis.com, JAKARTA - Militan Palestina, Hamas di Tepi Barat mengeklaim telah mengeksekusi dua pria yang dituduh bekerja sama dengan otoritas Israel dan menggantung tubuh mereka sebagai peringatan.

Sebuah kelompok yang berbasis di kota Tulkarem di Tepi Barat yang terkait dengan faksi Fatah, Brigade Tulkarem, mengatakan, tidak ada ‘kekebalan’ bagi informan atau pengkhianat mana pun.

“Kami sedang mencari dia dan kami akan meminta pertanggungjawabannya,” katanya, melansir Reuters, Minggu (26/11/2023).

Dalam rekaman yang dibagikan di saluran Telegram Brigade Tulkarem, menunjukkan seorang pria tampaknya mengaku bekerja sama dengan dinas keamanan Israel dan memberikan rincian kegiatannya.

Rekaman lain, yang tidak dapat diverifikasi Reuters, menunjukkan dua mayat digantung di dinding dan tiang listrik di depan massa yang marah.

Brigade Tulkarm dalam pernyataannya menyebut, siapa pun yang pernah bekerja sama dengan dinas keamanan Israel memiliki waktu hingga 5 Desember 2023 untuk melapor dan bertobat.

Komisi Independen untuk Hak Asasi Manusia, sebuah kelompok hak asasi manusia Palestina, mengeluarkan pernyataan yang mengkritik pembunuhan di luar hukum tetapi mengatakan pemerintah Israel bertanggung jawab merekrut agen-agen Palestina.

Kendati begitu, belum ada komentar dari Otoritas Palestina, yang menjalankan pemerintahan terbatas di Tepi Barat, dan belum ada komentar langsung dari dinas keamanan Israel.

Insiden baru-baru ini telah memicu meningkatnya ketegangan di Tepi Barat. Pembunuhan dengan gaya eksekusi publik terhadap warga Palestina yang dituduh bekerja sama dengan Israel jarang terjadi dalam beberapa tahun terakhir.

Namun hal ini lebih sering terjadi pada tahun-tahun pemberontakan Intifada Kedua dua dekade lalu.

Tepi Barat mengalami tingkat kerusuhan tertinggi dalam beberapa dekade selama 18 bulan sebelum serangan tersebut. Tekanan kian meningkat pasca serangan Israel terhadap kelompok Hamas pada 7 Oktober 2023 dan pemboman di Gaza.

Reuters melaporkan, ratusan warga Palestina tewas dalam bentrokan dengan tentara dan pemukim Israel selama enam minggu terakhir, dan pasukan keamanan telah melakukan ribuan penangkapan, dengan konfrontasi berulang kali antara tentara dan demonstran Palestina. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Ni Luh Anggela
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper