Bisnis.com, JAKARTA - Kelompok pertama sandera Hamas yang terdiri dari warga Israel, Thailand, dan Filipina yang dibebaskan dari tawanan di Gaza telah kembali ke Israel. Pertukaran sandera lebih lanjut dengan tahanan Palestina juga akan dilakukan.
Kelompok pertama warga Israel telah kembali pada Jumat (24/11) yakni hari pertama dari rencana gencatan senjata selama empat hari. Sebanyak 13 orang yang dibebaskan tersebut termasuk empat anak kecil dengan ibu mereka, dan lima wanita lanjut usia. 13 orang tersebut merupakan bagian dari 240 orang yang disandera oleh Hamas.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menuturkan bahwa anak-anak, ibu mereka dan perempuan lainnya, masing-masing dari mereka adalah dunia tersendiri.
"Namun, saya tegaskan kepada Anda, para keluarga, dan kepada Anda, warga Israel: Kami berkomitmen untuk membawa pulang semua sandera kami,” jelas Netanyahu seperti dikutip dari Reuters, Sabtu (25/11/2023)
Selain para sandera Israel, mediator Qatar menuturkan bahwa 10 warga Thailand dan seorang warga Filipina, yang ditawan pada saat yang sama, juga dibebaskan di bawah perjanjian terpisah.
Para sandera yang dibebaskan tersebut kemudian menjalani pemeriksaan kesehatan awal dan dibawa untuk berkumpul kembali dengan keluarga mereka. Pihak otoritas medis mengatakan mereka dalam tampak kondisi fisik yang baik dan menjalani evaluasi lebih lanjut.
Baca Juga
Sisa dari kelompok yang terdiri dari sedikitnya 50 sandera Israel, yang akan ditukar berdasarkan kesepakatan yang ditengahi Qatar, diperkirakan akan dibebaskan dalam beberapa hari kedepan.
Bahkan, lebih banyak lagi sandera yang dapat ditambahkan jika kesepakatan gencatan senjata diperpanjang.
Sebagai gantinya, sebanyak 39 wanita dan anak di bawah umur Palestina, yang ditahan oleh Israel akan dibebaskan pada Jumat waktu setempat (24/11) yang pertama dari 150 orang yang akan dibebaskan dari penahanan Israel di bawah perjanjian tersebut.
Emosi Campur Aduk
Bagi keluarga para sandera, ada kebahagiaan yang bercampur dengan kekhawatiran untuk mereka yang masih berada di Gaza.
"Saya senang saya menerima keluarga saya kembali, diperbolehkan untuk merasakan kegembiraan dan diperbolehkan untuk menitikkan air mata. Itu adalah hal yang manusiawi," kata Yoni Katz Asher, yang istrinya Doron dan anak-anaknya Raz dan Aviv dibebaskan pada hari Jumat.
Namun, dia mengungkapkan bahwa ia tidak akan merayakannya hingga sandera terakhir kembali ke rumah.
Shelly Shem Tov, ibu Omer Shem Tov yang menghadiri festival tari luar ruangan yang menjadi target serangan, disandera dan tidak termasuk dari mereka yang dibebaskan pada Jumat (24/11) mengungkapkan bahwa emosi yang bercampur aduk.
"Saya gembira untuk keluarga yang hari ini akan memeluk orang yang mereka cintai. Saya iri. Dan saya sedih. Sangat sedih karena Omer masih belum pulang," terangnya dalam wawancara dengan Channel 12 Israel.
Untuk saat ini, para sandera dijauhkan dari media sementara kondisi mereka juga dinilai. Bagi mereka yang kerabatnya belum pulang, penantian terus berlanjut dalam perasaan yang saling bertentangan.