Bisnis.com, JAKARTA - Kehangatan dan kedekatan dua jenderal purnawirawan TNI, Prabowo Subianto dan Luhut Binsar Pandjaitan yang bertemu di Singapura sangat terasa.
Menteri Pertahanan sekaligus calon presiden (capres) Prabowo Subianto menjenguk Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan yang sedang menjalani masa pemulihan di Singapura.
Dalam pertemuan yang berlangsung sekirar 1 jam, Luhut dan Prabowo membahas banyak hal, mulai dari urusan negara, politik, hingga bernostalgia mengenang masa-masa lampau ketika masih menjadi prajurit aktif.
Berikut poin-poin pembicaraan antara Prabowo dan Luhut di Singapura:
Luhut: Prabowo Makin Matang
Luhut menyebut Prabowo semakin matang sebagai negarawan yang kini dihadapkan dengan banyak tantangan sebagai capres 2024.
"Saya lihat beliau makin matang tidak ada perasaan marah sama si ini, marah sama si itu, beliau menyampaikan, sudahlah bang kita ada yang berbeda sana-sini tapikan tidak ada yang perlu bermusuhan. Saya bilang ya itu yang penting Jenderal Prabowo, ngapain musuhan kita sudah pada tua juga sudah kepala tujuh," Ungkap Luhut dalam akun Instagram @luhut.pandjaitan, Kamis (23/11/2023).
Baca Juga
Luhut juga menilai bahwa saat ini negara masih membutuhkan pemikiran-pemikiran dan kerja sama yang kuat untuk mewujudkan Indonesia ini menjadi negara yang kuat.
"Beliau juga sama pemikirannya dengan saya, yang enggak perlu kita bermusuhan kalau ada perbedaan di sana sini. Tentu perbedaan pasti ada, tapi membangun negara ini tidak hanya membangun 5 tahun tapi membangun lebih lama," ungkap Luhut.
Tetap Kompak Jaga Persatuan Bangsa
Luhut memuji Prabowo yang disebutnya memiliki rasa respek yang tinggi kepada para seniornya. Menurutnya, hal itu menjadi kelebihannya yang membuat banyak orang menghormatinya.
"Meskipun kami tidak jarang berbeda pendapat tentang beberapa hal, tetapi kami juga kerap punya pemikiran yang sama. Khususnya terkait persatuan bangsa. Itu hal mutlak yang tak bisa ditawar. Saya katakan kepada beliau bahwa membangun negeri ini tidak cukup hanya 5 tahun saja, butuh waktu yang panjang," ujar Luhut.
Nostalgia Luhut dan Prabowo
Selain membahas urusan negara dan politik, Luhut dan Prabowo juga bercerita pengalaman saat masih menjadi prajurit aktif TNI.
"Selain bernostalgia tentang masa-masa menimba ilmu di luar negeri hingga mendirikan Detasemen 81/Anti Teror bersama-sama, saya juga menjelaskan kepada beliau terkait berbagai kebijakan strategis di masa pemerintahan Presiden @jokowi. Dan beliau tampak begitu tertarik, termasuk kami berbicara mengenai program-program unggulan di masa pemerintahan Presiden Joko Widodo yang perlu dilanjutkan dan disempurnakan jika kelak beliau diberi mandat oleh rakyat untuk memimpin Indonesia," ujar Luhut
Luhut menilai tidak banyak perubahan dari diri Prabowo yang dikenalnya 40 tahun silam, yakni ketika pertama kali saling kenal di Korps Baret Merah.
"Saya merasa mungkin ini efek dari bergaul dengan banyak anak muda, apalagi pasangannya sekarang adalah Mas Gibran yang terbilang masih muda juga," "Jalankanlah negeri ini bersama orang-orang yang profesional di bidangnya, Wo." Pesan Luhut.
Pendapat Luhut Soal Prabowo dan Gibran
Luhut menilai Prabowo menaruh respek yang tinggi kepada Presiden Jokowi dan putra sulungnya, Gibran Rakabuming Raka.
Menurutnya, Prabowo kian terlihat nyaman dengan Gibran sebagai cawapresnya di Pilpres 2024.
"Bahwa mas Gibran ternyata tangguh, yang banyak tidak diperkirakan orang. Dan kita tidak boleh pesimis terhadap anak-anak muda Indonesia," ujar Luhut.
Dia juga sepakat dengan Prabowo bahwa kader-kader muda harus terus didorong dan diberikan banyak kesempatan untuk berperan dalam pemerintahan.
Pesan Luhut ke Prabowo Jika Jadi Presiden
Luhut berpesan singkat kepada Prabowo jika nantinya memenangi Pemilu 2024.
"Run this country with professional people," ujar Luhut.