Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Update Perang Hamas vs Israel, Gencatan Senjata Hampir Pasti Tercapai

PM Israel Benjamin Netanyahu meminta pemerintahnya untuk menerima kesepakatan dengan Hamas untuk membebaskan sandera di Gaza dengan imbalan gencatan senjata.
Asap mengepul setelah serangan Israel di Gaza, terlihat dari Israel Selatan, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok Palestina Hamas, 20 November 2023. REUTERS/Alexander Ermochenko
Asap mengepul setelah serangan Israel di Gaza, terlihat dari Israel Selatan, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok Palestina Hamas, 20 November 2023. REUTERS/Alexander Ermochenko

Bisnis.com, JAKARTA - Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu meminta pemerintahnya untuk menerima kesepakatan dengan Hamas Palestina untuk membebaskan sejumlah sandera di Gaza dengan imbalan gencatan senjata selama beberapa hari.

Melansir Reuters, Rabu (22/11/2023), para pejabat dari Qatar yang telah menjadi mediator negosiasi antara Israel dan Hamas mengatakan bahwa kesepakatan akan segera tercapai.

Sebelum berkumpul dengan seluruh jajaran pemerintahannya, Netanyahu bertemu pada hari Selasa dengan kabinet perangnya dan kabinet keamanan nasional yang lebih luas untuk membahas kesepakatan tersebut.

Hamas diyakini menahan lebih dari 200 sandera saat serangan pada 7 Oktober yang menewaskan 1.200 orang, menurut perhitungan Israel.

Netanyahu mengatakan bahwa intervensi dari Presiden AS Joe Biden telah membantu memperbaiki kesepakatan tersebut sehingga dapat menyelamatkan lebih banyak sandera.

Namun, dia menegaskan bahwa Israel tetap pada tujuannya.

"Kami sedang berperang dan kami akan melanjutkan perang sampai kami mencapai semua tujuan kami untuk menghancurkan Hamas, mengembalikan semua sandera kami, dan memastikan bahwa tidak ada seorang pun di Gaza yang dapat mengancam Israel," ungkap Netanyahu.

Jika disetujui, perjanjian tersebut akan menjadi gencatan senjata pertama setelah agresi Israel meratakan sebagian besar wilayah Gaza dan menewaskan 13.300 warga sipil dan menyebabkan sekitar dua pertiga dari 2,3 juta orang kehilangan tempat tinggal.

Seorang pejabat AS yang mengetahui mengenai diskusi tersebut mengatakan bahwa kesepakatan tersebut akan membebaskan 50 sandera Israel, sebagian besar perempuan dan anak-anak, dengan imbalan 150 tahanan Palestina dan gencatan senjata selama empat atau lima hari.

Jeda waktu tersebut akan memfasilitasi pengiriman bantuan kemanusiaan ke Gaza.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Qatar Majed Al-Ansari mengatakan proposal kesepakatan pembebasan sandera telah disampaikan kepada Israel pada Selasa dini hari.

"Negara Qatar sedang menunggu hasil pemungutan suara dari pemerintah Israel atas proposal tersebut," katanya.

Hamas sampai saat ini hanya membebaskan empat tawanan, antara lain warga negara AS Judith Raanan dan putrinya Natalie Raanan pada 20 Oktober dengan alasan kemanusiaan, dan wanita Israel Nurit Cooper dan Yocheved Lifshitz pada 23 Oktober.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper