Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kecam Serangan Israel ke RS Indonesia, Mahfud MD Desak PBB Keluarkan Resolusi

Menkopolhukam Mahfud MD meminta PBB untuk segera meneken resolusi guna menghentingkan serangan Israel ke Gaza, Palestina.
Menko Polhukam RI Mahfud MD menghadiri pembukaan 27th ASEAN Political-Security Community (APSC) Council Meeting di Gedung Sekretariat ASEAN, Jakarta, Senin (4/9/2023). ANTARA FOTO/Media Center KTT ASEAN 2023/Aditya Pradana Putra/pras.
Menko Polhukam RI Mahfud MD menghadiri pembukaan 27th ASEAN Political-Security Community (APSC) Council Meeting di Gedung Sekretariat ASEAN, Jakarta, Senin (4/9/2023). ANTARA FOTO/Media Center KTT ASEAN 2023/Aditya Pradana Putra/pras.

Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam) Mahfud MD menyampaikan bahwa pemerintah mengutuk keras serangan Israel ke Rumah Sakit Indonesia di Gaza

Hal itu disampaikan Mahfud saat hadir dalam acara Pembukaan Kegiatan Anugerah Legislasi 2023 oleh Ditjen PPI Kemenkumham, Jakarta, Selasa (21/11/2023).

Pada kesempatan yang sama, Mahfud meminta negara-negara yang tergabung dalam Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-bangsa atau DK PBB, untuk mengeluarkan resolusi guna menghentikan perang di Palestina.

"Negara-negara yang tergabung dalam Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB), supaya segera mengeluarkan resolusi, agar serangan-serangan dihentikan dari kedua pihak, demi kemanusiaan," ujarnya dikutip dari siaran pers, Selasa (21/11/2023). 

Serangan Israel di Rumah Sakit Indonesia mengakibatkan tiga orang relawan WNI di Gaza hingga kini belum diketahui secara pasti keadaannya.

Pemerintah, kata Mahfud, sesuai Dasasila Bandung, akan terus bersama Palestina hingga Palestina mendapatkan kemerdekaannya.

"Pemerintah Indonesia tetap Pro Palestina seperti dinyatakan di dalam Dasasila Bandung bahwa Indonesia akan terus bersama Palestina sampai Palestina merdeka," ucapnya. 

Selain pemerintah Indonesia, Organisasi Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO) terkejut dengan serangan yang terjadi terhadap Rumah Sakit Indonesia di Gaza.

Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus menyampaikan perasaan terkejutnya itu melalui platform X ‘Twitter’nya yakni @DrTedros pada Senin (20/11/2023) malam. Dia juga menuturkan soal korban dari serangan tersebut. 

“@WHO terkejut dengan serangan terhadap Rumah Sakit Indonesia di #Gaza, yang dilaporkan mengakibatkan 12 orang meninggal, termasuk pasien, dan puluhan orang luka-luka, termasuk yang kritis dan mengancam jiwa,” tuturnya. 

Lanjutnya, ia berpendapat bahwa petugas kesehatan dan warga sipil seharusnya tidak perlu terpapar ‘kengerian’ dari kejadian tersebut, terutama ketika berada di dalam rumah sakit. 

Berdasarkan catatan Bisnis, Direktur Rumah Sakit (RS) Nasser di Kota Khan Younis, Gaza Selatan Nahed Abu Taaema mendapat informasi soal tank Israel yang mengepung RS Indonesia di Gaza.

Adapun, RS Indonesia tersebut didirikan pada 2016 dengan pendanaan dari organisasi di Indonesia. Sebagian besar telah berhenti beroperasi, namun masih memberi perlindungan bagi pasien, staf dan warga yang mengungsi. 

“Kami mendapat informasi sebelumnya bahwa tank sedang mengepung RS Indonesia. Sayangnya, komunikasi di sana hampir terputus. Kami sangat prihatin dengan nasib rekan-rekan kami, nasib korban luka dan pasien serta orang-orang (pengungsi) yang mungkin masih berlindung di sana. Tidak ada ambulans yang bisa menjangkau mereka, dan kami khawatir korban luka akan meninggal,” katanya.

Sedikitnya 12 warga Palestina tewas dan puluhan lainnya luka-luka akibat tembakan dari tank-tank Israel yang mengepung RS Indonesia. 

Indonesia sendiri mengutuk sekeras-kerasnya serangan Israel ke rumah sakit Indonesia di Gaza. Hal ini diungkapkan oleh Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi, dan mengungkapkan bahwa serangan tersebut merupakan pelanggaran nyata terhadap hukum humaniter Internasional. 

"Semua negara, terutama yang memiliki hubungan dekat dengan Israel harus menggunakan segala pengaruh dan kemampuannya, untuk mendesak Israel menghentikan kekejamannya,” jelasnya dalam keterangan resmi, pada Senin malam (20/11). 

Hingga saat ini, Kementerian Luar Negeri juga masih hilang kontak dengan 3 orang WNI yang menjadi relawan di rumah sakit Indonesia.

Pihak Kemlu juga telah menghubungi United Nations Relief and Works Agency for Palestine Refugees in Near East (UNRWA) di Gaza, untuk menanyakan situasi RS Indonesia. UNRWA menjawab bahwa juga tidak dapat melakukan kontak dengan siapapun di RS Indonesia saat ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Dany Saputra
Editor : Muhammad Ridwan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper