Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pasukan Israel Serbu RS Al Shifa di Gaza: 650 Pasien dan 7.000 Warga Sipil Terjebak

Militer Israel menyerang militan Hamas di Rumah Sakit Al Shifa, setelah mendesak mereka untuk menyerah ketika ribuan warga sipil Palestina masih berlindung.
Seorang tentara Israel berjalan menuju struktur bangunan yang  diklaim membawa wadah galon berisi bahan bakar ke Rumah Sakit Al Shifa di Gaza dalam tangkapan layar yang diambil dari video selebaran yang dirilis pada 12 November 2023. Tentara Israel/ Selebaran melalui REUTERS
Seorang tentara Israel berjalan menuju struktur bangunan yang diklaim membawa wadah galon berisi bahan bakar ke Rumah Sakit Al Shifa di Gaza dalam tangkapan layar yang diambil dari video selebaran yang dirilis pada 12 November 2023. Tentara Israel/ Selebaran melalui REUTERS

Bisnis.com, JAKARTA - Militer Israel mengatakan pihaknya melakukan serangan pada Rabu (15/11/2023) terhadap militan Hamas di Rumah Sakit Al Shifa, setelah mendesak mereka untuk menyerah ketika ribuan warga sipil Palestina masih berlindung di dalam rumah sakit terbesar di Jalur Gaza.

Dr Munir al-Bursh, Direktur Jenderal Kementerian Kesehatan Gaza, mengatakan kepada televisi Al Jazeera bahwa pasukan Israel telah menggerebek sisi Barat kompleks medis.

“Ada ledakan besar dan debu masuk ke area tempat kami berada. Kami yakin ledakan terjadi di dalam rumah sakit,” kata Bursh.

Melansir Reuters, kurang dari satu jam sebelumnya, sekitar pukul 01.00 waktu setempat (23.00 GMT), Juru Bicara Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan Israel telah mengatakan kepada para pejabat di wilayah kantong tersebut bahwa mereka akan menyerbu kompleks rumah sakit Shifa "dalam beberapa menit mendatang."

Seruan global untuk gencatan senjata kemanusiaan telah meningkat dalam beberapa hari terakhir, dan nasib Al Shifa telah menjadi fokus kekhawatiran internasional karena kondisi yang memburuk di fasilitas tersebut, di mana ribuan pasien, staf medis, dan pengungsi terjebak selama serangan Israel di Gaza dalam lima minggu terakhir.

Israel mengatakan bahwa Hamas memiliki pusat komando di bawah Al Shifa dan menggunakan rumah sakit dan terowongan di bawahnya untuk menyembunyikan operasi militer dan menyandera. Hamas pun membantahnya.

Dalam sebuah pernyataan, Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengatakan: “Berdasarkan informasi intelijen dan kebutuhan operasional, pasukan IDF melakukan operasi yang tepat dan tepat sasaran terhadap Hamas di area tertentu di rumah sakit Shifa.”

Militer menambahkan: “Pasukan IDF mencakup tim medis dan penutur bahasa Arab, yang telah menjalani pelatihan khusus untuk mempersiapkan diri menghadapi lingkungan yang kompleks dan sensitif ini, dengan tujuan agar tidak ada kerugian yang ditimbulkan pada warga sipil.”

Juru Bicara Militer Israel Letnan Kolonel Peter Lerner mengatakan kepada CNN bahwa rumah sakit dan kompleks tersebut bagi Hamas adalah "pusat operasi mereka, bahkan mungkin jantung yang berdetak dan mungkin bahkan pusat gravitasi."

Amerika Serikat (AS) mengatakan pada hari Selasa (14/11/2023) bahwa intelijennya mendukung kesimpulan Israel.

Lampu Hijau

Hamas mengatakan pada hari Rabu (15/11/2023), bahwa pengumuman AS secara efektif memberikan “lampu hijau” bagi Israel untuk menyerang rumah sakit tersebut.

Pihaknya menganggap Israel dan Presiden AS Joe Biden bertanggung jawab penuh atas operasi tersebut. Belum ada komentar langsung dari Gedung Putih. Biden dijadwalkan berbicara pada acara penggalangan dana beberapa jam setelah penggerebekan.

Pasukan Israel telah melancarkan pertempuran di darat yang sengit melawan pejuang Hamas selama 10 hari terakhir sebelum maju ke pusat Kota Gaza dan sekitar Al Shifa.

Israel telah bersumpah untuk menghancurkan Hamas sebagai pembalasan atas serangan lintas batas yang dilakukan militan tersebut ke Israel pada 7 Oktober. Israel mengatakan Hamas membunuh 1.200 orang dalam serangan tersebut dan menyandera lebih dari 240 orang.

Di Tepi Barat, daerah kantong Palestina terpisah yang tidak dikendalikan oleh Hamas, Menteri Kesehatan Otoritas Palestina Mai Alkaila mengatakan Israel “melakukan kejahatan baru terhadap kemanusiaan, staf medis dan pasien dengan mengepung” Al Shifa.

“Kami menganggap pasukan pendudukan bertanggung jawab penuh atas nyawa staf medis, pasien, dan pengungsi di Al Shifa,” kata Alkaila dalam sebuah pernyataan.

Halaman
  1. 1
  2. 2

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Nancy Junita
Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper