Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ganjar Sebut Politik Seperti Drakor di Depan Prabowo dan Gibran

Calon presiden Ganjar Pranowo menyinggung soal perpolitikan Indonesia yang belakangan seperti drama Korea atau drakor.
Bacapres Ganjar Pranowo (kedua kiri) menyapa warga saat menghadiri acara peringatan haul almarhum KH Muhammad Hisyam Abdul Karim di Pondok Pesantren Roudhlotus Solichin Solichat Sukawarah, Kalijaran, Karanganyar, Purbalingga, Jawa Tengah, Senin (30/10/2023). KH Muhammad Hisyam Abdul Karim adalah pendiri pesantren tersebut yang juga kakek dari istri Ganjar Pranowo, Siti Atikoh. ANTARA FOTO/Idhad Zakaria/aww.
Bacapres Ganjar Pranowo (kedua kiri) menyapa warga saat menghadiri acara peringatan haul almarhum KH Muhammad Hisyam Abdul Karim di Pondok Pesantren Roudhlotus Solichin Solichat Sukawarah, Kalijaran, Karanganyar, Purbalingga, Jawa Tengah, Senin (30/10/2023). KH Muhammad Hisyam Abdul Karim adalah pendiri pesantren tersebut yang juga kakek dari istri Ganjar Pranowo, Siti Atikoh. ANTARA FOTO/Idhad Zakaria/aww.

Bisnis.com, JAKARTA - Calon presiden Ganjar Pranowo menyinggung soal perpolitikan Indonesia yang belakangan seperti drama Korea atau drakor usai memperoleh nomor urut pasangan capres-cawapres di Kantor KPU RI, Jakarta Pusat pada Selasa (14/11/2023).

Acara itu sendiri juga dihadiri oleh pasangan capres-cawapres Prabowo Subianto - Gibran Rakabuming dan Anies Baswedan - Muhaimin Iskandar. Ketiga pasangan capres-cawapres kemudian diberi waktu memberikan pidato politiknya.

Setelah giliran Ganjar-Mahfud, mantan gubernur Jawa Tengah langsung menyinggung soal drama politik yang belakangan kerap terjadi. "Belakangan kita menonton drakor yang sangat menarik," ujar Ganjar.

Dia mengatakan, drama-drama itu sebetulnya tidak perlu terjadi. Ganjar mengaku mendengar banyak kegelisahan dari banyak pihak mulai akademisi hingga budayawan.

Menurutnya, mereka merasakan adanya penyimpangan demokrasi. Meski demikian, dia tidak menjelaskan secara rinci penyimpangan tersebut.

"Demokrasi harus kita pastikan bahwa demokrasi bisa baik, walau sekarang belum baik-baik saja," ungkap Ganjar.

Dia pun mengajak setiap pihak untuk mengajak arah reformasi '98 harus dituntaskan dan demokrasi berjalan jujur dan adil alias jurdil. Demokrasi, lanjut Ganjar, harus berintegritas dengan jauh dari unsur korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN).

"Diam itu bukanlah pilihan; bicara, ungkapkan, dan laporkan praktek-praktek tidak baik yang mencederai demokrasi," jelasnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper