Bisnis.com, JAKARTA - Kepala lembaga pemikir anti-diskriminasi Jerman Nikolas Lelle mengatakan antisemitisme atau kebencian terhadap orang Yahudi meningkat di Jerman sejak serangan Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober lalu.
Dia memperingatkan bahwa masyarakat Jerman sudah terlalu mengabaikan kejahatan pada masa lalu dan perlu mengkritik Israel.
Lelle meluncurkan monitor antisemitisme terbaru dari Antonio Amadeu Foundation pada Selasa, (7/11/2023).
Dia menemukan bahwa kelompok sayap kanan Jerman cukup berhasil dalam mendorong narasi sejarah baru, berupaya membebaskan Jerman dari beban sejarah sebagai negara yang membunuh 6 juta orang Yahudi dalam Holocaust atau Shoah.
Sosiolog Beate Kuepper mengatakan 5,7% penduduk Jerman menunjukkan sikap antisemitisme. Persentase ini tiga kali lipat dibandingkan 2 tahun lalu.
Menurutnya, meskipun orang-orang yang berasal dari Turki atau Rusia merupakan kelompok yang paling mungkin memiliki keyakinan antisemitisme, namun generasi muda merupakan kelompok yang paling banyak mengalami peningkatan tersebut.
Baca Juga
Jerman telah menyaksikan gelombang protes terhadap pemboman Israel selama sebulan di Gaza yang dimulai setelah serangan militan Hamas di Israel selatan pada 7 Oktober yang menewaskan 1.400 warga Israel dan 240 sandera disandera.
Sebagian besar kebijakan luar negeri dan budaya Jerman pascaperang difokuskan untuk mendapatkan kembali kehormatan internasional yang dihancurkan oleh Nazi pimpinan Adolf Hitler, salah satunya dengan menjalin hubungan dekat dengan Israel.
“Kelompok sayap kanan membuat celah dalam budaya peringatan kita,” kata Lelle dilansir CNA, Rabu (8/11/2023).
Dia menambahkan bahwa sejarawan progresif juga berperan dalam argumen bahwa Jerman bisa memiliki hubungan yang sama dengan Israel seperti negara-negara Barat lainnya.
“Dalam perdebatan ini, peran antisemitisme terkait Israel berkurang. Mereka bilang tidak apa-apa mengkritik Israel dari negara Shoah," katanya.
Serangan sejak 7 Oktober, membuat botol-botol berisi bensin yang menyala-nyala dilemparkan ke tempat ibadah orang Yahudi, sinagoga, dan pengotoran kuburan Yahudi.
“Sungguh menyakitkan bagi saya. Racun antisemitisme masih ada," ujar Felix Klein, komisaris pemerintah untuk mengatasi antisemitisme.
Sementara itu, Lelle mengatakan banyak peserta protes pro-Palestina memandang diri mereka progresif.
“Di banyak lingkungan yang menganggap diri mereka progresif, sikap anti-Israel hanya sekedar soal selera,” katanya.