Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant mengatakan bahwa tentara Israel telah beroperasi maju ke jantung Kota Gaza.
Gallant menekankan bahwa pasukannya berjalan kaki dan menggunakan kendaraan lapis baja serta tank, yang memiliki satu sasaran yakni Hamas di Gaza, infrastruktur, komandan, bunker, hingga ruang komunikasinya.
Dia mengatakan bahwa pemimpin paling senior Hamas di Gaza Yahya Sinwar diisolasi di bunkernya. Sinwar adalah orang yang membuat keputusan untuk menyerang warga sipil, wanita, dan anak-anak Israel, sebulan yang lalu.
Lebih lanjut, dia menegaskan bahwa saat ini Sinwar terputus dari lingkungannya, dan rantai komandonya melemah. Sayap militer Hamas belum memberikan informasi mengenai kemungkinan nasib Sinwar.
Melansir CNA, Gallant mengatakan bahwa di bawah Kota Gaza terdapat beberapa kilometer terowongan yang membentang di bawah sekolah dan rumah sakit dan merupakan gudang senjata, ruang komunikasi, dan tempat persembunyian para militan Hamas.
Sumber-sumber keamanan militer Israel menyatakan sedang memulai fase perang berikutnya, fokus pada pencarian lokasi dan menonaktifkan terowongan Hamas, dan mungkin memerlukan waktu berbulan-bulan untuk menyelesaikannya.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyebut tekanan terhadap Hamas dilakukan militer Israel setiap jam.
“Kami meningkatkan tekanan terhadap Hamas setiap jam, setiap hari. Sejauh ini, kami telah membunuh ribuan teroris, baik di atas maupun di bawah tanah,” katanya.
Militer Israel mengatakan militan Hamas menembakkan rudal anti-tank ke pasukan Israel dari rumah sakit terdekat dan tentara menemukan senjata disembunyikan di sebuah sekolah di Gaza Utara.
Sementara, militer Hamas yang telah menguasai daerah yang padat penduduk itu selama 16 tahun, mengatakan para pejuangnya menimbulkan kerugian besar dan kerusakan pada kemajuan pasukan Israel.
Seperti diketahui, perang berkobar ketika pejuang Hamas dari wilayah Gaza memulai menyerang Israel. Menurut perhitungan Israel serangan itu menewaskan 1.400 orang, sebagian besar warga sipil, dan menculik lebih dari 240 orang.
Sejak saat itu, Israel terus membombardir wilayah Gaza. Menurut perhitungan pejabat kesehatan di Palestina, hingga saat ini korban tewas di Gaza lebih dari 10.000 orang, sekitar 40 persen di antaranya anak-anak.