Bisnis.com, JAKARTA – Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto angkat bicara terkait dengan pernyataan dari Menteri Pertahanan Republik Indonesia (Menhan RI) Prabowo Subianto menyebut terdapat menteri yang menganut azas neoliberal di kabinet Indonesia Maju.
Menurutnya, pernyataan itu merupakan bagian dari drama politik (drapol) atau drama korea (drakor) yang sebelumnya disampaikan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat menghadiri acara HUT Golkar ke-59, Senin (6/11/2023).
“Drakor apa drapol [Soal pernyataan pak Prabowo] itu bagian dari Drakor,” ujarnya kepada wartawan, Rabu (8/11/2023).
Di sisi lain, Menteri Koordinator bidang Perekonomian itu juga merespon terkait isu partai berlogo pohon beringin itu yang dikatakan akan membentuk tim buzzer guna menangkal serangan siber ke Prabowo-Gibran.
Menurutnya, saat ini Koalisi Indonesia Maju (KIM) telah membuat tim media sosial (sosmed) untuk mengantisipasi hal tersebut. “Ya, kalau tim sosmed sudah di TKN. Kalau [tim buzzer] Golkar kita lihat aja di lapangan,” tandas Airlangga.
Sebelumnya, Prabowo menilai menteri yang menganut paham tersebut seringkali merayu orang nomor satu di Indonesia itu agar membuat kebijakan-kebijakan yang menguntungkan kepentingan sejumlah golongan.
Baca Juga
Padahal, Kepala Negara terus berupaya membuat program yang pro terhadap masyarakat.
Hal ini disampaikannya saat memaparkan materi mengenai 'aplikasi nyata ekonomi Pancasila oleh Presiden Jokowi' di Rapat Kerja Nasional Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) Tahun 2023 dan peresmian Gedung Serbaguna Minhaajurrosyidiin di Grand Ballroom Gedung Serbaguna Minhaajurrosyidiin, Jakarta, pada Selasa (7/11/2023).
"Begitu saya masuk kabinet saya lihat, saya hadir sidang kabinet, Kebijakan-kebijakan [Jokowi] selalu memikirkan bagaimana rakyat kecil, bagaimana orang miskin. Itu selalu fokus beliau. Namun, ada menteri-menteri yang neolib-neolib itu,” ucapnya dalam forum tersebut
Lebih lanjut, Ketua Umum partai Gerindra itu pun mengatakan bahwa selama duduk di kabinet Indonesia Maju, Prabowo menilai bahwa Jokowi selalu berfokus untuk menghadirkan program yang menyasar nasib kalangan rakyat kecil.
Sayangnya di tengah upaya tersebut, kata Prabowo terdapat menteri dengan paham neoliberal yang terus berupaya agar Jokowi turut menghadirkan program yang menyasar kepentingan golongan tertentu.
Kendati demikian, Prabowo mengapresiasi rivalnya di pemilihan presiden (pilpres) 2019 itu lantaran, Jokowi tetap pada pendiriannya yang membela rakyat kecil.
“Selalu aku lihat kadang-kadang coba-coba 'Bapak Presiden begini, gini, gini'. Namun, intinya [Jokowi bilang] enggak usah, enggak, harus," katanya.
Kendati demikian, Prabowo enggan menyebut secara rinci siapa menteri yang dimaksud karena menurutnya hal itu tidak etis. Mengingat jajaran kabinet Indonesia Maju, ujarnya, harus mengikuti visi Kepala Negara secara kompak.