Bisnis.com, SOLO - Setelah lama diam, Wagner Group kini akan memulai kembali manuvernya. Kali ini, tentara bayaran milik Rusia tersebut membidik perang Hamas vs Israel.
Seperti diketahui, Tentara Bayaran Wagner merupakan tentara lapis dua Rusia yang dikenal beringas dan tanpa ampun.
Tentara bayaran Wagner yang sempat berkonflik dengan pemerintahan Vladimir Putin, dikabarkan kini mulai kembali ke jalan yang benar yakni membantu Presiden Rusia dalam misinya.
Salah satu kabar terbaru menurut Wall Street Journal menyebutkan bahwa tentara bayaran Wagner kini segera ikut gabung perang Hamas vs Palestina.
Laporan menyebut jika konflik Israel-Hamas akan berubah menjadi berbahaya ketika paramiliter Rusia, Wagner Group, mengumumkan minatnya untuk memberikan dukungan pertahanan udara berteknologi tinggi kepada Hizbullah.
Ya, kontribusi Wagner memang tidak secara konkret dilakukan dengan menurunkan pasukannya ke medan perang.
Baca Juga
Akan tetapi kelompok ini akan mengirimkan peralatan militer canggih kepada Hizbullah, sekutu Hamas, untuk bisa melawan serangan demi serangan Israel.
Dua pejabat AS telah mengkonfirmasi kepada Wall Street Journal bahwa Wagner bermaksud mengirim sistem SA-22 Greyhound Rusia kepada kelompok teror Hizbullah yang didukung Iran.
Ini adalah rudal permukaan-ke-udara dan artileri antipesawat untuk mencegat pesawat.
Hizbullah, adalah kelompok teroris yang didukung Iran dan berbasis di Lebanon. Mereka telah saling baku tembak dengan pasukan Israel di perbatasan utara negara itu sementara Israel melancarkan perang darat dan udara melawan Hamas di wilayah selatan Gaza.
Sistem anti-pesawat Greyhound, atau yang disebut Rusia sebagai Pantsir-S1, diharapkan memberikan kemampuan canggih kepada Hizbullah untuk mengusir pesawat Israel, rudal jelajah, dan amunisi presisi.
Juru bicara Pentagon, Brigjen Jenderal Pat Ryder, mengatakan jika manuver yang dilakukan Wagner Group itu sangat memprohatikna jika benar terjadi.
Masih belum pasti apakah sistem antipesawat telah dikirimkan. Namun, para pejabat memantau pembicaraan antara Wagner dan Hizbullah, dan menganggap masalah ini sebagai salah satu kekhawatiran utama.