Bisnis.com, JAKARTA – Israel, yang menuduh Hamas menyembunyikan pusat komando dan pintu masuk terowongan di rumah sakit al-Shifa, memerintahkan semua warga sipil untuk meninggalkan bagian Utara Gaza bulan lalu dan militernya mengepung daerah tersebut pada hari Kamis (2/11/2023).
Meskipun ada perintah bagi warga sipil untuk meninggalkan wilayah Utara Gaza, militer Israel juga terus membombardir wilayah Selatan Jalur Gaza.
Adapun, Otoritas Hamas dan rumah sakit al-Shifa membantah fasilitas tersebut digunakan sebagai basis oleh pejuang militan.
Melansir Reuters, Kementerian Kesehatan Gaza, daerah terkepung yang dikuasai Hamas, menyebut serangan udara Israel terhadap ambulans yang digunakan untuk mengevakuasi korban luka dari Gaza Utara yang terkepung menewaskan 15 orang dan melukai 60 lainnya pada Jumat (3/11/2023).
Militer Israel mengatakan mereka telah mengidentifikasi dan menghantam sebuah ambulans yang "digunakan oleh sel teroris Hamas".
Dikatakan bahwa pejuang Hamas tewas dalam serangan itu, dan menuduh kelompok tersebut memindahkan militan dan senjata dengan ambulans.
Baca Juga
Pejabat Hamas Izzat El Reshiq mengatakan tuduhan bahwa para pejuangnya hadir di sana "tidak berdasar".
Ashraf al-Qidra, juru bicara kementerian kesehatan Gaza, mengatakan ambulans itu adalah bagian dari konvoi yang ditargetkan Israel di dekat Rumah Sakit al-Shifa Kota Gaza.
Qidra mengatakan Israel telah menargetkan konvoi ambulans di lebih dari satu lokasi, termasuk di gerbang Rumah Sakit al-Shifa dan di Lapangan Ansar yang berjarak satu kilometer (0,6 mil).
Dalam sebuah pernyataan mengenai insiden tersebut, militer Israel tidak memberikan bukti yang mendukung pernyataannya bahwa ambulans tersebut terkait dengan Hamas. Namun, mereka mengatakan pihaknya akan segera memberikan informasi tambahan.
“Kami menekankan bahwa daerah ini adalah zona pertempuran. Warga sipil di daerah tersebut berulang kali diminta untuk mengungsi ke arah selatan demi keselamatan mereka sendiri,” kata militer Israel.
Dari video yang beredar di media sosial, dan telah diverifikasi oleh Reuters, menunjukkan orang-orang tergeletak berlumuran darah di samping ambulans dengan lampu berkedip di jalan kota, dan banyak orang bergegas memberikan bantuan.
Video lain menunjukkan tiga ambulans berdiri dalam barisan, dengan sekitar selusin orang tergeletak tak bergerak atau hampir tidak bergerak di samping mereka dan darah menggenang di dekatnya.
Sementara itu, Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan dalam sebuah postingan di media sosial bahwa dia "sangat terkejut dengan laporan serangan terhadap ambulans yang mengevakuasi pasien", dan menambahkan bahwa pasien, petugas kesehatan dan fasilitas medis harus dilindungi.
Sebelumnya pada Jumat (3/11/2023), Qidra mengatakan ambulans akan mengirim warga Palestina yang terluka parah dan harus segera dibawa ke Mesir untuk dirawat dari Kota Gaza yang terkepung di selatan wilayah kantong tersebut.