Bisnis.com, JAKARTA - Pejabat kesehatan Gaza mengatakan 15 orang tewas dalam serangan udara Israel terhadap sebuah ambulans yang menurut militer Israel menargetkan militan Hamas.
Sementara, diplomat utama Washington dijadwalkan mendengarkan tuntutan Arab Saudi untuk gencatan senjata pada pertemuan pada Sabtu di Yordania.
Melansir Reuters, Sabtu (4/11/2023), ambulans yang diserang Israel itu merupakan bagian dari konvoi yang membawa warga Palestina yang terluka ke rumah sakit terbesar di Gaza, al-Shifa.
“Setibanya mereka di al-Shifa, [Israel] langsung menargetkan kedua kendaraan konvoi tersebut, melakukan pembantaian mengerikan dan merenggut nyawa 15 orang dan melukai lebih dari 60 orang,” kata Juru Bicara Kementerian Kesehatan Ashraf al-Qidra, mengutip Reuters, Sabtu (4/11/2023).
Militer Israel mengatakan mereka telah mengidentifikasi dan menabrak sebuah ambulans yang "digunakan oleh sel teroris Hamas" di zona pertempuran, dan membuat sejumlah pejuang Hamas tewas.
“Kami menekankan bahwa daerah ini adalah zona pertempuran. Warga sipil di daerah tersebut berulang kali diminta untuk mengungsi ke arah selatan demi keselamatan mereka sendiri,” kata militer Israel.
Baca Juga
Pejabat Hamas, Izzat El Reshiq, mengatakan tuduhan bahwa para pejuangnya hadir di sana "tidak berdasar". Militer Israel tidak memberikan bukti untuk mendukung pernyataannya bahwa ambulans tersebut terkait dengan Hamas.
Sayangnya, belum ada keterangan lebih lanjut dari kedua belah pihak terkait serangan tersebut.
Israel menuduh Hamas menyembunyikan pusat komando dan pintu masuk terowongan di al-Shifa. Namun, hal ini dibantah oleh Hamas dan rumah sakit.
Pasukan darat Israel mengepung Kota Gaza pada hari Kamis (2/11/2023) setelah meningkatkan kampanye pengeboman yang dikatakan bertujuan untuk memusnahkan Hamas, setelah kelompok militan tersebut menewaskan 1.400 orang dan menyandera lebih dari 240 lainnya dalam serangan 7 Oktober di Israel selatan.
Israel bulan lalu telah memerintahkan semua warga sipil untuk meninggalkan bagian utara Jalur Gaza, termasuk Kota Gaza, dan menuju ke selatan wilayah kantong tersebut, yang juga terus dibom.
Kondisi kehidupan di Gaza, yang sudah sangat buruk sebelum terjadinya pertempuran, dan kini semakin memburuk. Makanan langka, warga terpaksa minum air asin, layanan medis terhenti dan pejabat kesehatan Gaza mengatakan lebih dari 9.250 warga Palestina telah terbunuh.
Kantor kemanusiaan PBB, OCHA, memperkirakan hampir 1,5 juta dari 2,3 juta penduduk Gaza menjadi pengungsi internal.
Pada Jumat (3/11/2023) malam, pejabat kesehatan Gaza mengatakan beberapa warga Palestina tewas dan terluka dalam serangan Israel terhadap sebuah sekolah tempat ratusan orang berlindung.
Namun, badan kesehatan Gaza tidak memberikan angkak pasti jumlah korban yang tewas dan terluka. Sedangkan, militer Israel belum memberikan komentar atas insiden tersebut.