Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Israel Panik, Hizbullah Kini Lebih Kuat daripada Hamas

Rusia disebut telah cawe-cawe dalam membangun kekuatan Hizbullah di Lebanon.
Ilustrasi Hizbullah./Istimewa
Ilustrasi Hizbullah./Istimewa

Bisnis.com, SOLO - Rusia disebut telah cawe-cawe dalam membangun kekuatan Hizbullah di Lebanon. Hal ini membuat kelompok yang berbasis di Lebanon tersebut lebih kuat daripada Hamas.

Kekuatan Hizbullah ini disebut ada kaitannya dengan manuver ekstrem yang dilakukan oleh Rusia.

“(Rusia) telah melewati semua garis merah,” kata jurnalis, profesor, dan mantan anggota Knesset, Ksenia Svetlova, dalam wawancaranya belum lama ini.

Bukan hanya itu, dalam wawancara bersama Wall Street Journal baru-baru ini, Ksenia Svetlova juga sempat mengatakan bahwa Moscow kemungkinan sudah memasok sistem pertahanan udara kepada Hizbullah.

Bukan tidak mungkin, sebab sinyal hubungan baik antara Hamas dan Rusia terlihat saat tim Hamas mengunjungi Moscow beberapa waktu lalu.

“Bahkan pelukan diplomatis tim Hamas yang mengunjungi Moskow baru-baru ini, sangat berarti,” lanjut Svetlova, menyinggung kunjungan delegasi Hamas ke Moskow baru-baru ini pada akhir Oktober.

Bukan hanya soal kemungkinan bantuan senjata, Ksenia Svetlova juga beranggapan bahwa saat ini Israel mengkhawatirkan dibukanya front kedua Utara.

Sebab, Hizbullah saat ini jauh lebih kuat dan menakutkan ketimbang Hamas. Hamas sudah sempat membuat Israel kewalahan dan kini mereka mengkhawatirkan manuver Hizbullah.

Israel sangat prihatin dengan pembukaan resmi front kedua di Utara. Karena kapasitas Hizbullah jauh lebih kuat dibandingkan Hamas. (Mereka juga mempunyai) roket yang presisi. Itu sebabnya, selama bertahun-tahun, Israel berusaha keras untuk mencegah Iran membantu Hizbullah dengan proyek roket presisinya," tambah Ksenia Svetlova.

Seperti diketahui, Rusia tegas berdiri di samping Palestina dalam konflik ini.

Perwakilan Rusia untuk PBB, Vasily Nebenzya, pada sesi khusus darurat Majelis Umum PBB pada hari Rabu bahkan mengatakan jika Israel tidak punya hak untuk membela diri karena mereka adalah penjajah.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper