Bisnis.com, JAKARTA - PDI Perjuangan (PDIP) mengungkapkan saat ini ada sosok yang pernah menjadi kawan lama di partai berlogo banteng tersebut yang kini menjadi lawan baru pada Pemilu 2024.
Ketua DPP PDIP Bidang Politik dan Keamanan, Puan Maharani masih merahasiakan sosok tersebut. Namun, Ketua DPR itu meyakini bahwa semua kader PDI-Perjuangan sudah paham dan mengenal sosok tersebut.
Puan juga mengimbau kepada seluruh kader PDI-Perjuangan untuk merelakan sosok kader yang kini sudah menjadi lawan politik pada Pemilu 2024
"Jangan lagi ada yang berpikir bahwa kawan yang sudah jadi lawan itu sebenarnya sedang bersandiwara dan aslinya tetap bersama kita. Tidak ada itu! Sudah, terima kenyataan bahwa kawan lama sudah menjadi lawan baru," tuturnya dalam keterangan resminya di Jakarta, Sabtu (4/11).
Selain itu, Puan juga mengatakan bahwa saat ini Indonesia sedang dihadapkan dengan benih orde baru yang semakin mengkhawatirkan.
Kendati demikian, Puan meminta seluruh kader PDI-Perjuangan untuk tetap fokus dan tidak takut memenangkan Ganjar Pranowo-Mahfud MD jadi Presiden dan Wakil Presiden.
Baca Juga
"Walaupun badai menghadang di depan, kita tidak pernah takut atau gentar. Tetap tegak lurus untuk perjuangan kita," katanya.
Mengacu pada pernyataan Puan, perang dingin di internal PDIP tengah terjadi dengan anak dari Presiden Joko Widodo (Jokowi), menyusul keputusannya untuk maju sebagai calon wakil presiden dengan Prabowo Subianto.
Ketua DPC PDIP Solo, FX Hadi Rudyatmo, telah memberikan surat kepada Cawapres Prabowo, Gibran Rakabuming Raka.
Dalam keterangannya, FX Rudy mengatakan bahwa surat tersebut telah dititipkan kepada Waki Wali Kota Solo, Teguh Prakosa pada Selasa, 31 Oktober 2023 lalu.
DPC PDI-P Solo memutuskan membuat surat tersebut lantaran pertemuan antara Gibran dengan FX Rudy tak kunjung terjadi. Waki; Wali Kota Solo pun telah mengonfirmasi surat tersebut. Dia mengatakan telah memberikan surat dari PDIP itu kepada Gibran.
Ada dua poin yang ingin disampaikan Ketua DPC PDIP Solo kepada Solo 1 tersebut. Pertama, Rudy mengatakan bahwa surat itu berisi imbauan kepada Gibran agar dirinya segara membuat surat pengunduran diri.
Dalam surat itu Rudy menyebutkan harapannya agar Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri dan Presiden Joko Widodo (Jokowi) tidak dituding bermain dua kepentingan. Rudy juga meminta Gibran mengembalikan KTA PDIP setelah maju sebagai cawapres Prabowo Subianto.
"Iya kita sarankan KTA dikembalikan dan mengajukan pengunduran diri itu aja. Karena dulu datang ke DPC sekarang ya pulang ke DPC lah kembali ke DPC. Dulu minta sekarang balekke (dikembalikan)," ucap Rudy.