Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI mengatakan bahwa 7 dari 10 warga negara Indonesia (WNI) yang ada di Gaza akan dievakuasi.
Direktur Perlindungan WNI Kemlu RI Judha Nugraha menjelaskan bahwa 10 WNI yang berada di Gaza, terdiri dari 3 orang relawan MER-C dan 7 warga sipil.
"Sesuai dengan database kita, ada 10 warga negara kita yang tinggal di Gaza saat ini, kami dapat sampaikan 3 dari relawan MER-C. Untuk relawan MER-C memang sejak awal kita sudah komunikasi kontak, mereka memilih untuk tetap tinggal. jadi dari 10, ada 7 orang yang akan ikut evakuasi," katanya, saat press briefing di Kemlu RI, Rabu (1/11/2023).
Dia menjelaskan bahwa 3 orang relawan MER-C saat ini tinggal di rumah sakit Indonesia, dan 7 warga sipil lainnya berasal dari 2 keluarga di Gaza yang tinggal di sisi utara dan selatan Gaza.
"Bisa kami sampaikan bahwa untuk 3 relawan MER-C saat ini tinggal di RS Indonesia, sedangkan 2 keluarga Indonesia lainnya tinggal di rumah mereka masing-masing ada di Gaza utara dan Gaza selatan. Kami sampaikan bahwa kondisi mereka selamat dan kami terus kontak," ucapnya.
Lebih lanjut, mengenai 3 relawan yang tidak ikut dievakuasi, dia menyatakan bahwa sesuai dengan Undang-Undang No. 37 Tahun 1999 mengenai hubungan luar negeri, tugas negara adalah menyelamatkan WNI dari lokasi berbahaya ke lokasi yang aman, dan sifatnya itu by concern voluntery jadi tidak bisa memaksa.
Baca Juga
"Tugas negara menyiapkan dan menyediakan fasilitas tersebut namun pilihan kembali kepada pribadi masing-masing," ujarnya.
Kemudian dia menjelaskan bahwa berdasarkan komunikasi yang dilakukan, 3 relawan tersebut memang memilih untuk tetap menjalankan tugas kemanusiaan di rumah sakit Indonesia dan tentu pemerintah sangat menghargai pilihan tersebut.
Dia menjelaskan bahwa komunikasi dengan WNI di Gaza sempat ada jeda karena sulitnya sinyal internet di Gaza yang sempat terputus.
"Kita punya kendala karena hari ini sinyal jaringan komunikasi on and off. Sampai saat kami terus kontak," tambahnya.
Sementara itu, untuk proses evakuasi juga pihak Kemlu RI menegaskan bahwa tidak ada meeting point atau tidak dikumpulkan di satu tempat saat proses evakuasi dimulai.