Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Malapetaka Rusia, 4.000 Tentaranya Tewas dalam Perang di Avdiivka Ukraina

Korban tentara Rusia dalam perang di Avdiivka Ukraina mencapai 4.000.
Prajurit Ukraina dari Brigade Infanteri Bermotor Terpisah Kost Hordiienko ke-57 menembakkan howitzer self-propelled 2S1 Gvozdika ke arah pasukan Rusia, di tengah serangan Rusia ke Ukraina, di posisi dekat kota Chasiv Yar, wilayah Donetsk, Ukraina 25 Juni 2023. REUTERS/Oleksandr Ratushniak/Foto File
Prajurit Ukraina dari Brigade Infanteri Bermotor Terpisah Kost Hordiienko ke-57 menembakkan howitzer self-propelled 2S1 Gvozdika ke arah pasukan Rusia, di tengah serangan Rusia ke Ukraina, di posisi dekat kota Chasiv Yar, wilayah Donetsk, Ukraina 25 Juni 2023. REUTERS/Oleksandr Ratushniak/Foto File

Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Pertahanan Rustem Umerov, Sabtu (28/10), mengungkap bahwa sekitar 4.000 tentara Rusia tewas dalam seranganya di Avdiivka, Ukraina.

Sehari sebelumnya, Presiden Volodymyr Zelensky mengatakan bahwa Rusia telah kehilangan setidaknya satu brigade yang mencoba merebut kota Avdiivka, yang terletak di Oblast Donetsk, di pinggiran kota Donetsk.

Sebuah brigade di tentara Rusia dapat mencakup antara 2.000 dan 8.000 personel, menurut sumber terbuka.

Rusia telah meningkatkan serangannya terhadap Avdiivka selama beberapa minggu. Moskow dilaporkan telah mengerahkan kekuatan besar-besaran dalam upaya mengepung kota tersebut, dan menderita kerugian besar dalam hal tenaga kerja dan peralatan dalam prosesnya.

Rusia kemungkinan besar mengerahkan setidaknya delapan brigade dalam pertempuran untuk merebut Avdiivka, dan pasukan yang beroperasi di sana kemungkinan besar mengalami tingkat korban terburuk di Rusia pada tahun 2023, demikian yang dilaporkan Kementerian Pertahanan Inggris pada 28 Oktober.

Kementerian Pertahanan Inggris juga mencatat bahwa para milblogger Rusia (biasanya blogger nasionalis dan pro-perang) telah "sangat kritis terhadap taktik militer dalam operasi tersebut."

Para milblogger Rusia sebelumnya mendapat perhatian karena mengecam buruknya kinerja Rusia di medan perang dan ketidakmampuannya mempertahankan wilayah Rusia dari serangan Ukraina.

Hal ini mewakili dilema yang semakin besar, Kementerian Pertahanan Inggris menekankan, karena "para pemimpin politik menuntut lebih banyak wilayah untuk direbut, namun militer tidak dapat menghasilkan tindakan ofensif tingkat operasional yang efektif."

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Rendi Mahendra
Editor : Rendi Mahendra
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper