Bisnis.com, JAKARTA – Panasnya konflik antara Hamas dan Israel telah memasuki hari ke-13 sejak serangan Hamas ke Israel pada 7 Oktober 2023.
Melansir Al Jazeera, hingga Jumat (20/10/2023), sedikitnya 3.785 warga Palestina telah tewas dalam serangan Israel ke Gaza sejak serangan Hamas pada 7 Oktober lalu, yang menewaskan lebih dari 1.400 orang.
Menteri Pertahanan Israel mengatakan kepada pasukan bahwa mereka akan segera melihat Gaza "dari dalam", yang mengisyaratkan akan adanya invasi darat dalam waktu dekat.
Presiden AS Joe Biden membandingkan Hamas dengan Rusia dan mengatakan bahwa membawa pulang tawanan AS yang ditahan oleh Hamas dari Gaza merupakan prioritas.
AS mengatakan telah menembak jatuh rudal dan pesawat tak berawak yang ditembakkan dari Yaman, yang kemungkinan diarahkan ke Israel, dan mengonfirmasi laporan-laporan mengenai serangan-serangan ke pangkalan-pangkalan yang menampung pasukan AS di Suriah dan Irak.
Sementgara itu, Presiden Komisi Eropa mengatakan bahwa risiko konflik regional dari perang Israel-Hamas adalah risiko yang nyata.
Baca Juga
Kepala Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros mengatakan bahwa truk-truk bantuan telah terisi penuh dan siap berangkat ke Gaza, sementara puluhan senator AS mendesak agar kesepakatan antara AS dan Mesir dapat diimplementasikan dengan cepat.
Berikut perkembangan terbaru mengenai perang Hamas – Israel hari ini:
Kementerian Luar Negeri China mengatakan Lebih dari 1.000 warga negara china telah meninggalkan Israel di tengah konflik Israel-Hamas.
Juru bicara kementerian Mao Ning mengatakan, menurut statistik awal, warga negara China yang meninggalkan Israel telah kembali ke negaranya atau pergi ke negara ketiga.
Mao mengatakan 280 warga negara China terdampar di Sderot, sebuah kota di Israel selatan dekat Gaza, saat konflik pertama kali pecah, namun semuanya telah dievakuasi.
Pemerintah Gaza mengatakan sedikitnya delapan orang tewas dalam serangan udara Israel ke kompleks Gereja Ortodoks Yunani Santo Porphyrius.
Utusan China untuk Timur Tengah Zhai Jun mengatakan negaranya siap untuk berkoordinasi dengan Rusia untuk membantu mendinginkan krisis Israel-Palestina.
Melansir Reuters, Beijing dan Moskow memiliki posisi yang sama dalam masalah Palestina, kata Zhai setelah bertemu dengan perwakilan khusus Rusia untuk negara-negara Timur Tengah dan Afrika.
"Alasan mendasar dari situasi saat ini dalam konflik Palestina-Israel adalah karena hak-hak nasional yang sah dari rakyat Palestina belum terjamin," kata Zhai.
Zhai melanjutkan, China tidak memiliki kepentingan probadi dalam masalah Palestina. Ia juga menambahkan bahwa Beijing sedih dengan krisis kemanusiaan di Gaza dan siap untuk memainkan peran positif dalam perundingan perdamaian dan implementasi dari solusi dua negara.