Bisnis.com, JAKARTA – Direktur Eksekutif Indonesia Public Institute (IPI) Karyono Wibowo menilai Nahdlatul Ulama (NU) akan menjadi yang paling diuntungkan dari siapa pun sosok calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) yang akan memenangkan pemilihan umum (pemilu) 2024.
Apalagi, dia menilai bahwa selama ini NU selalu menarik perhatian di setiap perhelatan pesta demokrasi di Tanah Air baik pemilu legislatif maupun pemilihan presiden (pilpres).
Menurutnya, ada dua faktor yang membuat NU memiliki daya tarik secara politik, pertama karena NU merupakan organisasi islam terbesar yang memiliki rekam jejak kesejarahan dalam pendirian Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Kedua, infrastruktur organisasi yang kuat dan ketiga adalah jumlah anggota yang diperkirakan lebih dari 95 juta pada 2021 yang membuat NU sebagai organisasi islam terbesar di dunia.
“Maka tak heran hampir semua kekuatan politik selalu membidik Nahdlatul Ulama,” ujarnya saat dihubungi Bisnis, Kamis (19/10/2023).
Dia pun mengutip data Lingkaran Survei Indonesia (LSI) per Agustus 2023 yang mencatatkan bahwa jumlah warga Nahdlatul Ulama (NU) terus bertumbuh di bumi pertiwi atau lebih dari separuh populasi Indonesia menyatakan diri sebagai bagian dari NU.
Baca Juga
Pada 2005, masyarakat yang menyatakan bagian dari NU adalah sebanyak 27,5 persen. Lalu, pada 2014, jumlahnya meningkat menjadi 41,7 persen. Kini pada 2023, jumlah mereka yang menyatakan bagian dari NU kembali meningkat menjadi 56,9 persen.
Oleh sebab itu, Karyono mengatakan bahwa dalam kontestasi pilpres dengan sistem pemilihan langsung, faktor utama yang mempengaruhi para elit politik berebut untuk merangkul tokoh NU terletak pada basis massa NU yang besar jumlahnya.
Hal ini pula yang menjadi alasan utama para calon presiden untuk meminang tokoh-tokoh dari NU. Kedua adalah faktor figur yang dipandang memiliki kompetensi, pengalaman memimpin, memiliki integritas dan kapabilitas. NU ibarat gadis cantik yang menggoda setiap pria untuk meminangnya.
Maka tak heran, bakal calon presiden Anies Baswedan memilih Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar yang notabene merupakan sosok darah biru Nahdlatul Ulama.
Karyono pun mengaku bahwa tak menutup kemungkinan alasan serupa yang membuat Ganjar Pranowo akhirnya memilih Mahfud MD yang juga tokoh NU.
Bahkan, selain Anies dan Ganjar, ada kecenderungan kuat Prabowo Subianto juga akan memilih kader NU, antara Erick Thohir atau Khofifah Indarparawansa untuk memenangkan kontestasi politik yang berjalan 5 tahun sekali itu.
“Jika itu terjadi maka pasangan manapun yang menang, NU yang untung,” pungkas Karyono.