Bisnis.com, SOLO - Ketua DPC PDIP Solo F.X. Hadi Rudyatmo tak mau menyebut Gibran Rakabuming Raka sebagai pengkhianat meski nanti bergabung dengan Prabowo Subianto.
“Ya enggak. Oh kalau di sana, saya tidak pernah bicara pengkhianatan. Karena punya hak,” ujar Rudy Senin (16/10/2023), dikutip dari Solopos.
Namun apabila itu benar terjadi, maka Gibran akan keluar dari PDIP secara otomatis. Sehingga langkah pemecatan tak perlu dilakukan oleh partai.
Kemudian Rudy juga mencontohkan apabila Gibran keluar dari PDIP, lalu kembali bergabung dengan PDIP maka hal itu juga tidak masalah.
“Oh enggak perlu, enggak perlu, enggak perlu. Mbak Yuni lah [Bupati Sragen] dulu jadi Bupati dicalonkan Gerindra dan PKS. Yang kedua dicalonkan PDIP, kan bisa. Bisa kembali ke PDIP. Kan PDIP partai terbuka, bukan partai pendendam dan tertutup,”
Rudy pun meminta semua pihak, terutama kader PDIP, untuk menghormati putusan MK dan tidak memiliki pikiran negatif.
Baca Juga
“Keputusan apa pun, yang namanya keputusan hukum, kader-kader PDIP wajib menghormati dan menghargai. Jadi tidak perlu berpikir yang macam-macam ya,”
Gibran dipanggil PDIP
DI sisi lain, PDI Perjuangan (PDIP) akan memanggil kadernya Gibran Rakabuming Raka untuk hadir di Kantor DPP PDIP, Jakarta Pusat pada Rabu (18/10/2023).
Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto mengatakan sudah menghubungi Gibran secara langsung. Di mana pertemuan besok dilakukan untuk 'tukar pikiran'.
"Saya komunikasi, 'Mas Gibran hari Rabu sekiranya ada di Jakarta, kita ngobrol-ngobrol di kantor partai biar kita bisa kita tukar pikiran terkait tentang berbagai aspek'," ungkap Hasto kepada wartawan di Media Center TPN Ganjar, Jakarta Pusat, Senin malam.
Dia mengaku pemanggilan ini tidak spesifik terkait hasil putusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang memperbolehkan kepala daerah di bawah 40 tahun bisa menjadi capres-cawapres.