Bisnis.com, JAKARTA – Museum di Indonesia menjadi tempat yang sering dikunjungi banyak orang untuk menambah pengetahuan tentang sejarah. Jika kamu salah satunya, kira-kira tahukah kamu Hari Museum Nasional diperingati setiap tanggal 12 Oktober?
Peringatan Hari Museum Nasional Indonesia tentunya wajib dimaknai oleh segenap warga negara Indonesia. WNI menjadi wadah belajar yang menyimpan sejarah serta pengetahuan yang berlimpah.
Memaknai peringatan Hari Museum Nasional Indonesia, kamu harus memahami bagaimana Museum Nasional itu sendiri.
Sejarah Hari Museum Nasional
Dilansir website resmi Kemendikbud (11/10/2023) Hari Museum Indonesia diperingati setiap tanggal 12 Oktober berdasarkan kesepakatan di antara insan permuseuman. Tanggal tersebut ditetapkan karena pernah menjadi salah satu momen penting bagi sejarah permuseuman di Indonesia yakni terselenggaranya Musyawarah Museum se-Indonesia yang pertama pada 12 hingga 14 Oktober 1962 di Yogyakarta.
Pertemuan tersebut dihadiri 250 pengelola Museum di Indonesia. Selain menetapkan hari museum, pertemuan tersebut juga membahas isu-isu dan paradigma baru dalam dunia permuseuman untuk kemajuan museum serta menghasilkan sepuluh resolusi yang dinilai memiliki nilai penting untuk dijadikan dasar dalam memajukan museum.
Selain itu, Indonesia telah memiliki peraturan khusus museum, yaitu Peraturan Pemerintah nomor 66 tahun 2015 tentang Museum. Di dalam peraturan tersebut terdapat 6 syarat utama museum, yaitu memiliki bangunan, koleksi, sumber daya manusia (SDM), pendanaan, visi misi dan nama museum.
Baca Juga
Museum juga memiliki 3 tujuan utama yaitu pendidikan, pengkajian dan kesenangan. Di bidang pengembangan museum, juga ada kebijakan revitalisasi museum, yang sebenarnya mencakup 6 aspek, yaitu manajemen, pencitraan, fisik, jejaring, program dan SDM.
Sejarah Bangunan Museum Nasional
Dilansir website resmi Museum Nasional (11/10/2023) eksistensi Museum Nasional diawali dengan berdirinya suatu himpunan yang bernama Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen, didirikan oleh Pemerintah Belanda pada tanggal 24 April 1778.
Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen (BG) merupakan lembaga independen yang didirikan untuk tujuan memajukan penelitian dalam bidang seni dan ilmu pengetahuan khususnya dalam bidang-bidang ilmu biologi, fisika, arkeologi, kesusastraan, etnologi dan sejarah, Serta menerbitkan hasil penelitian. Lembaga ini mempunyai semboyan “Ten Nutte van het Algemeen” (Untuk Kepentingan Masyarakat Umum).
Salah seorang pendiri lembaga ini, yaitu JCM Radermacher, menyumbangkan sebuah rumah miliknya di Jalan Kalibesar, suatu kawasan perdagangan di Jakarta-Kota. Ia juga menyumbangkan sejumlah koleksi benda budaya dan buku yang amat berguna, sumbangan Radermacher inilah yang menjadi cikal bakal berdirinya museum dan perpustakaan.
Pada tahun 1862, pemerintah Hindia-Belanda memutuskan untuk membangun sebuah gedung museum baru di lokasi yang sekarang, yaitu Jalan Medan Merdeka Barat No. 12 (dutu disebut Koningsplein West). Pembangunan ini dikarenakan koleksi yang semakin bertambah dan bangunan sebelumnya tidak dapat menampung lagi. Gedung museum ini baru dibuka untuk umum pada tahun 1868.
Mengingat pentingnya museum ini bagi bangsa Indonesia maka pada tanggal 17 September 1962 Lembaga Kebudayaan Indonesia menyerahkan pengelolaan museum kepada pemerintah Indonesia, yang kemudian menjadi Museum Pusat.
Akhirnya, berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, No.092/ 0/1979 tertanggal 28 Mei 1979, Museum Pusat ditingkatkan statusnya menjadi Museum Nasional. Kini Museum Nasional bernaung di bawah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Museum Nasional mempunyai visi yang mengacu kepada visi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yaitu “Terwujudnya Museum Nasional sebagai pusat informasi budaya dan pariwisata yang mampu mencerdaskan kehidupan bangsa, meningkatkan peradaban dan kebanggaan terhadap kebudayaan nasional, serta memperkokoh persatuan dan persahabatan antar bangsa
Situasi dan Kondisi Museum Nasional Saat Ini
Tepat pada tanggal 16 September 2023 pukul 20.00 WIB, musibah kebakaran melanda Museum Nasional Indonesia. Sebanyak 6 ruangan di gedung A yang terdampak, sementara gedung B dan gedung C tidak terdampak.
Sebagian koleksi yang terdampak adalah replika, seperti di bagian prasejarah dan sisanya dipastikan dalam keadaan aman. Koleksi hasil repatriasi dari Belanda juga dipastikan tidak terdampak karena disimpan di lokasi yang jauh dari pusat kebakaran.
Namun laporan terbaru dikutip akun Instagram resmi Museum Nasional Indonesia @museumnasionalindonesia, menuliskan total koleksi dan benda bersejarah yang disimpan di MNI sebanyak 194.000 koleksi. Terdapat 817 koleksi yang berada dan dipamerkan pada enam ruangan yang terdampak, baik dalam kondisi utuh maupun rusak ringan sampai berat.
Sejauh ini berdasarkan pemantauan tim Bisnis, tim Museum Nasional tengah mengadakan proses pemulihan. MNI telah membuka komunikasi dengan sejumlah tenaga ahli untuk dapat bekerja sama dan memberikan dukungan dalam proses penyelamatan dan restorasi seluruh koleksi yang terdampak serta pengelolaan museum dan cagar budaya yang lebih baik kedepannya.
Dalam proses pemulihan ini Museum Nasional telah bekerjasama dengan Puslabfor, Kepolisian serta para ahli yang kompeten di bidangnya untuk menyelidiki penyebab kebakaran serta mementakan upaya dan prosedur terbaik untuk menghindari risiko-risiko yang sama agar kelak tidak terjadi kembali.
Seluruh proses ini memerlukan waktu, sehingga Museum Nasional Indonesia harus ditutup sementara waktu yang diperkirakan hingga akhir tahun 2023. (Maria Elfika Simplisia)