Bisnis.com, JAKARTA — Bank Indonesia secara resmi membuka pameran temporer di Museum Bank Indonesia, yang mengajak pengunjung belajar mengenai perjalanan uang dari masa ke masa melalui permainan anak.
Direktur Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI) Junanto Herdiawan mengungkapkan kegiatan ini dalam rangka Hari Ulang Tahun (HUT) BI pada 1 Juli lalu, sekaligus menyambut Hari Anak Nasional yang jatuh pada 23 Juli.
Jun, sapaannya, menjelaskan pameran ini mengangkat sebuah tema bagaimana permainan anak-anak berevolusi dari masa ke masa. Bukan hanya mainannya saja, karena di setiap mainan ada ceritanya. Salah satu cerita adalah bagaimana sistem pembayaran itu juga berevolusi dari masa ke masa.
“Jadi kalau teman-teman semuanya lihat sini, hadir, nonton, saksikan bagaimana di setiap mainan itu ada uang di sebelahnya. Itu uang yang berlaku pada saat permainan itu berada,” ungkapnya di Museum BI, Senin (14/7/2025).
Melalui pameran ini, BI berharap dapat menghadirkan pengalaman kembali bermain di lingkungan sekitar dan di saat yang bersamaan belajar mengenai literasi keuangan di tengah pengaruh gawai dan internet.
Bank sentral tidak mengesampingkan kesukaan anak-anak, karena di pameran ini pengunjang dapat turut bermain permainan masa kecil, salah satunya Tamiya.
Baca Juga
“Bermain itu penting bagi anak-anak untuk menentukan integrasi, sinergi, bergaul, berjajaring, dan koordinasi bersama kawan-kawan. Kedua tentunya mengenalkan juga bagaimana sistem pembayaran,” lanjut Jun.
Bak menyusuri lorong waktu, pengunjung diajak kembali merasakan permainan mulai dari analog hingga digital, dari rupiah dalam berbentuk fisik koin, lembaran, hingga pembayaran digital.
Bukan tanpa sebab memilih tema anak, Jun menyampaikan bahwa hampir 60% pengunjung Museum Bank Indonesia adalah anak-anak.
Sebagai informasi, pameran temporer ini dibuka pada 14 Juli 2025, dan terbuka untuk umum mulai 15 Juli 2025 hingga 14 September 2025 pukul 08.00—15.30 WIB, dengan tiket masuk seharga Rp5.000 per orang.
Adapun, terdapat empat zonasi utama dalam pameran ini:
Zona Digital (2000—sekarang)
Menampilkan era anak-anak mulai kehilangan ruang gerak dan sibuk dengan gawai. Pada saat yang sama, terjadi kemudahan transaksi elektronik. Koleksi menampilkan uang terbaru dan berbagai opsi transaksi nontunai seperti QRIS.
Zona Analog (1970—1990an)
Pada masa ini, anak-anak banyak menggunakan uang tunai untuk membeli mainan dan terdapat produk tabungan yang pemerintah keluarkan Bernama Tabungan Pembangunan Nasional (Tabanas) yang harus disetor melalui kantor pos.
Zona Tradisional (1945—1969)
Era ini menampilkan anak-anak melakukan banyak aktivitas permainan bersama-sama di ruang terbuka dan membuat mainannya sendiri.
Koda
Zona koda menampilkan koleksi numismatik Bank Indonesia yang merepresentasikan anak-anak, seperti seri uang For The Children of The World edisi tahun 1999. Bagian pameran ini juga menjadi pengingat bagi anak-anak dan orang tua untuk kembali bermain di lingkungan sekitar bersama-sama.