Bisnis.com, JAKARTA - Militer Israel melancarkan pengepungan total di Jalur Gaza, Senin (9/10/2023), memutus pasokan makanan lebih dari dua juta orang.
Langkah ini dilakukan sebagai respons terhadap serangan kelompok militan Hamas pada hari Sabtu yang menyebabkan sedikitnya 700 orang tewas dan lebih dari 2.300 orang terluka di Israel.
“Ini adalah serangan yang belum pernah terjadi sebelumnya dan akan diikuti oleh respons Israel yang belum pernah terjadi sebelumnya,” kata Letkol Jonathan Conricus, juru bicara Pasukan Pertahanan Israel, dikutip ABC News .
Adapun menurut Kementerian Kesehatan Palestina, setidaknya 560 orang tewas dan 2.900 lainnya terluka akibat serangan udara Israel di Jalur Gaza sejak Sabtu.
Eskalasi dan pengepungan militer diperkirakan akan memperburuk kondisi di wilayah seluas 141 mil persegi yang oleh para aktivis hak asasi manusia disebut sebagai penjara terbuka”
Pada tahun 2021, António Guterres, sekretaris jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa, menggambarkan kondisi anak-anak di Jalur Gaza sebagai neraka di duni.
Baca Juga
Menurut PBB, jalur Gaza merupakan salah satu tempat termiskin di dunia.
Perekonomian yang lesu telah menyebabkan kekurangan barang-barang pokok, seperti makanan dan obat-obatan.
Lebih dari tiga dari setiap lima orang di Jalur Gaza mengalami kerawanan pangan, yang berarti mereka tidak memiliki akses terhadap makanan yang cukup untuk hidup sehat, kata Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB pada bulan Agustus.