Bisnis.com, JAKARTA - Ukraina bertanggung jawab atas serangan rudal terhadap Krimea yang diduduki Rusia pada 7 Oktober, kata juru bicara intelijen militer Andrii Yusov dalam siaran langsung televisi pada 9 Oktober.
Serangan tersebut mengenai sasaran militer Rusia di dekat Dzhankoi di Krimea utara dan mengakibatkan korban jiwa di antara pasukan Rusia, kata Yusov.
Kendati demikian, ia tidak merinci lebih lanjut mengenai serangan tersebut.
Pada 7 Oktober, Kementerian Pertahanan Rusia mengklaim telah terjadi serangan roket di semenanjung tersebut sekitar pukul 6 sore waktu setempat.
Kementerian kemudian melaporkan serangan kedua pada pukul 10 malam waktu setempat.
Kedua serangan tersebut dilakukan dengan menggunakan rudal anti-pesawat S-200 yang telah diubah, kata Kementerian Pertahanan Rusia.
Baca Juga
Laporan muncul di media sosial bahwa ledakan terdengar di dekat Dzhankoi dan jejak rudal terlihat di langit, menurut Ukrainska Pravda.
Sejak musim panas, terjadi peningkatan serangan yang merusak terhadap sasaran militer Rusia di seluruh semenanjung, yang telah diduduki oleh Rusia sejak tahun 2014.
Salah satu target utamanya adalah Armada Laut Hitam, yang saat ini bermarkas di wilayah pendudukan Krimea.
Armada tersebut telah mengalami serangkaian serangan besar selama beberapa minggu terakhir, termasuk serangan terhadap pos komando pada 20 September dan markas besarnya pada 22 September.