Bisnis.com, JAKARTA - Pakar mengungkapkan alasan utama keketuaan Myanmar di Asean kini digantikan oleh Filipina di 2026.
Dosen Hubungan Internasional (HI) Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran Yogyakarta Hestutomo Restu Kuncoro menyatakan ada dua alasan untuk pergantian tersebut.
"Penggantian chair ini alasannya dua sebenarnya, atas dasar keamanan dan politik," katanya, saat ditanyai Bisnis, Jumat (22/9/2023).
Dia menjelaskan bahwa dalam konteks keamanan, kondisi Myanmar yang notabennya masih berkonflik tidak memungkinkan untuk menjadi tempat perhelatan Asean jika Myanmar menjadi "Chair".
"Myanmar sendiri juga sudah mengkonfirmasi walaupun tanpa memberitahu alasannya," ujarnya.
Saat ditanyai soal Myanmar dengan konflik internalnya kemungkinan akan keluar dari Asean, Hestutomo mengatakan kemungkinan itu tidak akan terjadi.
Baca Juga
"Kalau dibilang akan keluar dari Asean, kemungkinan besar tidak, sebab bukan sesuatu yang mudah," ucapnya.
Dia menjelaskan berdasarkan pengalaman, Thailand juga pernah mengalami konflik serupa, tetapi keanggotaannya di Asean tidak terpengaruh.
"Thailand sendiri juga sudah beberapa kali dipimpin Junta, tapi keanggotaan Asean tidak terpengaruh," tambahnya.
Dia menjelaskan bahwa yang paling mungkin terjadi adalah absennya Myanmar dari kegiatan-kegiatan Asean sampai setidaknya konflik bersenjata di internal Myanmar selesai.
Seperti diketahui, berdasarkan hasil Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-43 Asean di Jakarta, ditetapkan bahwa keketuaan Myanmar di Asean digantikan oleh Filipina untuk tahun 2026.