Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pakar Sebut Posisi Asean Sulit untuk Atasi Konflik Myanmar

Pakar menilai posisi Asean saat ini akan sulit untuk bisa mengatasi dan menyelesaikan konflik yang terjadi di Myanmar.
Pengunjuk rasa saat melakukan aksinya di Yangon, Myanmar, 10 Februari 2021./Bloomberg/AFP/Getty Images-Sai Aung Main
Pengunjuk rasa saat melakukan aksinya di Yangon, Myanmar, 10 Februari 2021./Bloomberg/AFP/Getty Images-Sai Aung Main

Bisnis.com, JAKARTA - Pakar menilai posisi Asean saat ini akan sulit untuk bisa mengatasi dan menyelesaikan konflik yang terjadi di Myanmar. 

Dosen Hubungan Internasional (HI) Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran Yogyakarta Hestutomo Restu Kuncoro menyatakan posisi Asean akan sulit karena di dalam Asean menganut prinsip non-interference. 

"Posisi Asean sendiri sebenarnya sulit. Sebab di dalam Asean itu ada yang namanya prinsip non-interference, yang berarti negara anggota Asean tidak boleh mencampuri urusan dalam negeri anggota lain," katanya, saat ditanyai Bisnis, Jumat (22/9/2023). 

Menurutnya, dengan adanya prinsip tersebut, tindakan-tindakan Asean yang sifatnya terkait kondisi domestik suatu negara merupakan hal yang notabene tabu.

Selain itu, dia mengatakan Asean selama ini juga menjunjung tinggi prinsip konsensus, bahkan dalam pembuatan agenda. 

"Sehingga, ketika satu negara tidak mau membahas isu tertentu, maka negara lain tidak bisa memaksa," ucapnya. 

Hestutomo memberikan pengibaratan, misalnya di saat Asean ingin membahas masalah kemanusiaan di Myanmar dalam forum Asean, dan Myanmar menolak, maka masalah itu tidak bisa dibahas.

"Asean hanya bisa efektif, kalau memang Myanmar mau diajak berbicara bersama. Kalau tidak mau ya akan susah," tambahnya. 

Seperti diketahui, para pemimpin Asean me-review implementasi dari 5 Poin Concensuss (5PC) dalam KTT ke-43 Asean di Jakarta. 

Akan tetapi, para pemimpin Asean menyimpulkan bahwa belum ada kemajuan yang signifikan dalam implementasi 5PC untuk menyelesaikan konflik Myanmar. 

Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Retno Marsudi menekankan bahwa semua pihak benar-benar memahami bahwa situasi di Myanmar tidak bisa berubah dalam satu tahun. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper