Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Antony Blinken bertemu dengan Wakil Presiden China Han Zheng di New York di sela-sela Sidang Majelis Umum ke-78 Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Blinken dan Han Zheng menyuarakan harapan akan stabilitas yang lebih baik dalam hubungan kedua negara yang sering menegang itu. Keduanya menyatakan percaya pada diplomasi tatap muka untuk mengatasi berbagai perbedaan pendapat antar negara.
“Saya pikir merupakan hal yang baik bahwa kita memiliki kesempatan untuk membangun keterlibatan tingkat tinggi yang baru-baru ini dilakukan negara kita,” kata Blinken kepada Zheng saat membuka pertemuan.
Melansir CNA, Zheng mengatakan bahwa dua negara dengan perekonomian terbesar di dunia itu menghadapi banyak kesulitan dan tantangan.
"Pembicaraan tersebut bertujuan untuk memastikan bahwa kita menjaga komunikasi terbuka dan menunjukkan bahwa kita bertanggung jawab dalam mengelola hubungan antara kedua negara," ujarnya.
Dia menekankan bahwa dunia membutuhkan hubungan AS-China yang sehat dan stabil yang tidak hanya menguntungkan China dan AS, tetapi juga seluruh dunia.
Baca Juga
Para pejabat AS pada awalnya mengharapkan Wang Yi untuk melakukan perjalanan menuju ke pertemuan tahunan PBB itu. Namun China justru mengatakan bahwa Han Zheng yang akan datang. Meski begitu, Wang Yi yang juga merupakan Direktur Kebijakan Luar Negeri Partai Komunis mengadakan pembicaraan dengan penasihat keamanan nasional Biden, Jake Sullivan, di Malta pada akhir pekan lalu.
Sejauh ini, AS dan China masih berselisih mengenai sejumlah masalah termasuk Taiwan, sedangkan China juga marah dengan pembatasan yang dilakukan AS terhadap investasi kelas atas dan ekspor semikonduktor dari AS. Meski begitu, Blinken dan Menteri Keuangan Janet Yellen sama-sama melakukan perjalanan ke Beijing melanjutkan kontak yang sempat terhenti selama pandemi, pada tahun ini.
Pendekatan terhadap China berbeda dengan penolakan AS terhadap sebagian besar dialog dengan Rusia sejak invasi ke Ukraina, di mana Blinken dan pejabat senior AS lainnya meragukan manfaat pembicaraan dengan Moskow.