Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Luar Negeri Rusia menyatakan negaranya dan China mempunyai sikap yang sangat selaras mengenai Amerika Serikat (AS) dan perang di Ukraina.
Pernyataan itu muncul setelah Menteri Luar Negeri China Wang Yi memulai kunjungan selama 4 hari ke Rusia, yang juga menjadi pertemuan terbaru dengan Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov.
“Kesamaan posisi kedua belah pihak mengenai tindakan AS di kancah internasional, termasuk sikap anti-Rusia dan anti-China,” kata kementerian itu seperti dilansir dari CNA, Selasa (19/9/2023).
Wang Yi juga memberi tahu Lavrov tentang isi pembicaraan yang dia lakukan dengan penasihat keamanan nasional Presiden AS Joe Biden, Jake Sullivan, pada akhir pekan lalu.
“Membahas secara rinci keadaan terkini di Ukraina, mencatat kesia-siaan upaya menyelesaikan krisis tanpa mempertimbangkan kepentingan Rusia, dan terlebih lagi, tanpa partisipasi Rusia,” ujarnya.
Rusia dan China sering memuji kemitraan tanpa batas, serta kerja sama ekonomi dan militer antara kedua negara tersebut.
Baca Juga
China telah berusaha untuk memposisikan dirinya sebagai pihak netral dalam konflik Ukraina sambil menawarkan Rusia jalur diplomatik dan keuangan yang penting saat isolasi internasionalnya semakin dalam.
Menurut laporan media pemerintah China, Wang Yi mengulangi pernyataan Beijing mengenai konflik Ukraina, yang menyerukan perundingan damai, tetapi ditanggapi dengan skeptis oleh AS dan NATO pada awal tahun ini.
Wang Yi mengatakan kepada Lavrov bahwa rencana perundingan damai tersebut mempertimbangkan kekhawatiran keamanan semua pihak dan kondusif untuk menghilangkan akar penyebab konflik.
“Persahabatan dengan bertetangga baik, kerja sama strategis komprehensif, dan kerja sama yang saling menguntungkan antara China dan Rusia akan terus berkontribusi pada pembangunan dan revitalisasi masing-masing negara,” tambahnya.
Selama kunjungannya, Wang Yi dijadwalkan mengadakan konsultasi keamanan atas undangan Sekretaris Dewan Keamanan Rusia Nikolai Patrushev.
Sementara itu, Presiden China Xi Jinping melakukan kunjungan kenegaraan ke Moskow pada Maret lalu dan menyatakan bahwa hubungan kedua negara memasuki era baru.
Seorang ajudan Vladimir Putin mengatakan pada Juli lalu, bahwa Presiden Rusia itu berencana mengunjungi China pada Oktober 2023.
Pada Forum Ekonomi Timur tahunan di Vladivostok pekan lalu, Putin mengatakan kepada Wakil Perdana Menteri China Zhang Guoqing bahwa hubungan antara Rusia dan China telah mencapai tingkat sejarah yang belum pernah terjadi sebelumnya.