Bisnis.com, JAKARTA - Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (Sekjen PBB) Antonio Guterres menyoroti enam area yang memerlukan perhatian khusus untuk dapat mencapai Sustainable Development Goals (SDGs) global.
Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Retno Marsudi mengatakan bahwa Sekjen PBB di dalam Sidang Majelis Umum ke-78 PBB, menekankan bahwa sekarang saatnya seluruh negara mengambil tindakan untuk mencapai SDGs.
"Sekjen secara khusus menyoroti 6 area yang perlu diberi perhatian khusus. Kelaparan, transisi energi, digitalisasi, pendidikan, pekerjaan layak dan perlindungan sosial, serta penghentian perang," katanya, dalam keterangan resmi.
Retno menjelaskan bahwa dalam situasi global saat ini, dengan adanya pandemi Covid-19 dan perang di Ukraina, semakin mempersulit upaya pencapaian SDGs.
"Saya ingin menyampaikan laporan SDGs tahun 2023. Jadi SDGs Report 2023 yang dikeluarkan PBB mengatakan, hanya 12 persen target SDGs secara global yang on track, 50 persen kemajuannya lambat; 30 persen stagnan atau mengalami kemunduran; di laporan tersebut juga disebutkan bahwa tingkat kelaparan global saat ini tertinggi sejak tahun 2005; diperlukan 286 tahun untuk menutup gender gap," ujarnya.
Selain itu, dia juga memberikan laporan bahwa negara-negara berkembang yang paling merasakan dampak paling parah.
Baca Juga
"Sepertiga negara berkembang mengalami krisis utang, sementara komitmen bantuan dari negara maju kepada negara berkembang tidak terealisasi. Misalnya komitmen bantuan US$100 miliar per tahun [Rp1.537 triliun] untuk mengatasi perubahan iklim sampai saat ini juga belum terealisir," ucapnya.
Sementara itu, berdasarkan data yang dikeluarkan PBB dan UNESCAP, Menlu menjelaskan untuk kawasan Asia Pasifik dan Asia Tenggara, situasi juga sangat menantang.
"Menurut SDGs Progress Report 2023 yang dikeluarkan oleh UNESCAP, progress SDGs di Asia Pasifik dan Asia Tenggara baru 14,4 persen; diperkirakan 90 persen target SDGs tidak akan bisa dicapai pada 2030; dan diperlukan 42 tahun lagi untuk mencapai SDGs," tambahnya.
Selain itu, Retno menyampaikan bahwa dalam acara pembukaan, Sekjen PBB juga menyampaikan sambutan antara lain diperlukannya global rescue plan untuk mendorong pencapaian SDGs, termasuk stimulus US$500 miliar atau Rp7.688 triliun per tahun.