Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Retno Marsudi mengatakan bahwa Indonesia memiliki pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs) jauh lebih tinggi dari rerata dunia.
Meskipun demikian, sambungnya, masih terjadi development gap yang cukup tinggi di Asean dalam pencapaian SDGs.
"Untuk Indonesia, data Bappenas mengatakan 63 persen indikator capai target; 15 persen menunjukkan tren membaik; total 78 persen indikator SDGs telah tercapai dan progress-nya semakin membaik, dan masih ada 22 persen yang perlu perhatian khusus," katanya dalam Sidang Majelis Umum ke-78 PBB, dilansir dari keterangan resmi.
Dia menjelaskan bahwa sejauh ini Indonesia melakukan berbagai upaya untuk percepat pencapaian SDGs.
"Menyelaraskan SDGs dengan RPJMN; melokalkan SDGs hingga sampai ke tingkat desa; memperkuat kemitraan multi-pihak; dan mobilisasi pendanaan pembangunan inovatif, termasuk blended finance," ujarnya.
Sementara itu, dia menyatakan bahwa Asean perlu melakukan beberapa upaya untuk dapat mempercepat pencapaian SDGs.
Baca Juga
"Untuk Asean, datanya menyatakan bahwa development gap masih cukup tinggi. Ada negara yang pencapaian SDGs-nya bagus, tapi ada juga yang ketinggalan," katanya dalam keterangan resmi di Sidang Majelis Umum ke -78 PBB.
Dia menjelaskan beberapa upaya yang dilakukan Asean untuk mempercepat pencapaian SDGs, antara lain mensinkronkan SDGs dengan Asean Community Vision 2025.
Selain itu, juga dengan Vision 2045 yang pondasinya sudah dibangun oleh Indonesia pada saat KTT ke-43 di Jakarta yang sudah disetujui oleh para leaders.
Lebih lanjut, Menlu mengatakan bahwa sebagai catatan bahwa Asean juga memiliki program Initiative for Asean Integration untuk memperkecil development gap negara Kamboja, Laos, Myanmar, dan Vietnam.
"Jadi di dalam Asean, ada satu program yang namanya Initiative for Asean Integration. Intinya adalah untuk memperkecil development gap antara 6 negara Asean dengan 4 negara Asean lainnya," ujarnya.